Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu menyatakan bahwa ada dua strategi penjegalan terhadap pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden.
Pertama, Said menyatakan bahwa upaya penjegalan berada di Mahkamah Agung (MA). Hal ini terlihat dari upaya peninjauan kembali oleh Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko untuk merebut kepemimpinan di Partai Demokrat.
“Kepala KSP Jenderal TNI (purn) Moeldoko melanjutkan program begal @PDemokrat lewat Peninjauan Kembali,” ujarnya, dikutip fajar.co.id dari cuitannya di Twitter, Selasa(4/4/2023).
Baca Juga: Tak Ingin Beri Komentar Soal Pro Kontra Timnas Israel, Relawan Anies: Beliau Ini Rakyat Biasa
Kedua, lanjut Didu, melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dengan kasus Formula E.
“Penghentian tiga pimpinan @KPK_RI yang menolak tindak lanjut laporan Formula E,” ungkapnya.
Saat ini, Didu bilang langkah pertama telah berjalan. Seiring dengan Moedloko yang mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Konstitusi soal Konferensi Luar Biasa Demokrat.
Baca Juga: AHY Curiga Tujuan Moeldoko Rebut Demokrat Demi Jegal Anies
“Langkah pertama sedang berjalan untuk menjegal pak @aniesbaswedan,” bebernya.
Karenanya, di situasi demikian, ia bertanya apa yang mestinya dilakukan. “Rakyat harus tetap diam?” lanjutnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024