Menu


Habib Jafar: Palestina-Israel Bukan Konflik Agama

Habib Jafar: Palestina-Israel Bukan Konflik Agama

Kredit Foto: Unsplash/Taylor Brandon

Konten Jatim, Jakarta -

Habib Husein Ja'far Al Hadar menegaskan bahwa tragedi yang saat ini terjadi di Palestina bukan konflik agama. Dia meminta umat Muslim dan umat agama lain untuk tidak terprovokasi dengan narasi yang teriakan oleh Israel. 

Dijelaskan, tragedi bermula dari serangan Israel terhadap salah satu perkampungan yang bernama Sheikh Jarrah. Sheikh Jarra ini diserang untuk diokupasi dan direbut oleh tentara Israel untuk memperluas kawasan Israel.

Baca Juga: Pengamat: Pelatih Tim Palestina adalah Orang Israel, Juga Ada Saudara Muslim di Timnas Israel

Pada 9 April 1948, sebagaimana yang dikisahkan oleh Edward Said, satu perkampungan bernama Deir Yassin di Palestina diserang oleh kelompok teroris Yahudi yang bernama Irgun dan Stem. 

Kelompok ini kemudian menghabisi sekitar 270 orang Palestina di sana dan merebut kota itu. Kelompok teroris inilah yang menjadi tentara pertahanan Israel di kemudian hari yang disebut dengan Israel Defense Forces (IDF). 

"Jadi masalahnya sebenarnya simple. Ada seseorang memiliki tanah kemudian tanahnya di jajah direbut oleh kelompok lain. Kita bisa bicara banyak hal tentang tragedi Palestina karena tragedi ini sudah berusia puluhan tahun, lebih dari setengah abad. Kita bisa bisa bicara dalam perspektif politik dan lain sebagainya," kata Habib Jafar, dikutip dari kanal YouTube Jeda Nulis, Selasa (4/4/2023).

"Yang ingin saya garis bawahi adalah tragedi Palestina bukanlah konflik agama, bukanlah perang agama," tegas dia.

Habib Jafar lantas mengimbau masyarakat untuk membedakan antara Zionis dan Yahudi. Zionis adalah gerakan politik Yahudi tapi tidak semua orang Yahudi setuju kepada zionisme. Zionisme bagian dari gerakan religiusitas yang menganggap satu tanah di Palestina adalah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan mereka kepada mereka. 

Baca Juga: Tegaskan Tolak di Piala Dunia U-20, PDIP Ungkit Kebrutalan Serangan Israel terhadap Palestina

"Tapi dia gerakan politik yang memanfaatkan isu etnisitas dan isu religiusitas," ujar Habib Jafar.

"Karena itu jauh beberapa puluh tahun yang lalu pada tahun 1938 ada satu kelompok Yahudi yang Ortodoks yang justru sangat Ortodoks yang anti kepada zionisme. Bahkan motto mereka adalah Yahudi bersatu melawan zionisme," pungkasnya.