Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah menjadi sasaran amuk netizen khususnya pecinta bola usai dicoretnya RI sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Ganjar kini dimintai pertanggungjawaban atas keputusannya menolak timnas Israel.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtad melihat akan ada pergeseran pemilih Ganjar ke Prabowo Subianto usai dinamika Piala Dunia U20. Analisisnya ini berdasarkan survei lewat telepon yang dilakukan pada 22-27 Maret.
Baca Juga: PDIP Yakin Ganjar dan Wayan Koster Bukan Biang Kerok Batalnya Piala Dunia U20
Dia mengatakan sebanyak 53-59% masyarakat setuju Piala Dunia U20 tetap diadakan di Indonesia meskipun dengan resiko harus mendatangkan Israel. Ini berarti mayoritas warga tak masalah dengan kehadiran Israel.
"Jadi masyarakat Indonesia setuju Israel boleh dateng karena bagian dari pesera yang lolos kualifikasi," ungkap Burhanuddin dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (4/4/2023).
"Suara penolakan (Timnas Israel) itu minoritas. Paling tinggi 35% yang menolak. Pertanyaannya, apakah suara penolakan itu punya dampak terhadap PDIP dan Ganjar?" ujar dia.
Burhanuddin juga mengungkapkan bahwa pemilih PDIP pada 2019 justru setuju dengan kedatangan Israel. Menurut dia, ada perbedaan aspirasi pemilih dengan sikap elite partai.
"Pihak yang menolak kehadiran Israel sebagian besar pemilih PKS, PAN dan PPP di Pemilu 2019," ujarnya.
"Dalam survei, mereka yang memilih Anies Baswedan mayoritas menolak kehadiran Israel. Tetapi mereka yang memilih Ganjar tetap setuju Israel hadir," jelasnya lagi.
Baca Juga: Ade Armando Akui Loyalis Ganjar Berguguran karena Piala Dunia U20 Batal
Lebih lanjut, Burhanuddin mengakui beberapa analisis melihat kemungkinan mereka yang kecewa dengan PDIP dan Ganjar akan melampiaskan kekecewaan dengan memilih calon yang lain, seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Justru aneh kalau kecewa dengan statement Ganjar larinya ke Anies. Karena basis Anies pada dasarnya menolak."
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO