PDI Perjuangan (PDIP) diabaikan oleh Partai Golkar berkaitan dengan koalisi partai politik di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut bahwa terbuka peluang koalisi besar antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Wacana tersebut mencuat usai pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan kelima ketua umum (ketum) partai politik, yang digelar di kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023).
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyinggung perumpamaan bahwa banteng yang terluka bisa merobohkan pohon beringin.
Baca Juga: Tepis Tak Diundang di Pertemuan Jokowi-Ketum Parpol, Politikus PDIP: Ibu Megawati Sedang di Jepang
Sementara itu, seperti yang diketahui bahwa kepala banteng dianggap sebagai simbol PDIP sedangkan pohon beringin merupakan simbol Partai Golkar.
"Kalau dalam keadaan terluka, banteng bisa robohin pohon beringin loh," ujar Rocky, dikutip dari kanal YouTube pribadi pada Senin (3/4/2023).
Lebih lanjut, Rocky mengingatkan agar PDIP bisa mengatur jarak agar ketika pohon beringin itu runtuh maka tidak runtuh ke tubuh banteng.
"Cuman masalahnya juga kalau banteng robohin pohon beringin, dia musti kasih jarak jangan-jangan pohon beringinnya tuh jatuh ke tubuh banteng begitu roboh. Ancur semuanya," ujar Rocky.
Mantan dosen Universitas Indonesia ini kemudian menjelaskan bahwa Golkar tampak sengaja tidak mengajak PDIP untuk ikut bergabung karena tidak ingin diganggu PDIP.
Baca Juga: Tanggapi Peleburan KIR dan KIB di Pilpres 2024, PDIP: Tak Menjamin Kemenangan
"Bagi Golkar, justru dia yang akan pimpin koalisi tanpa diganggu oleh PDIP nanti. Dan kalau dengan PDIP transaksinya panjang itu. Kalau dengan partai-partai lain ya gampang lah lebih mudah untuk bertransaksi dengan partai lain yang ada dalam koalisi besar yang diusulkan ketimbang ada PDIP di situ," jelas Rocky.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan