Menu


Jokowi Beri Kode Dukung Bersatunya KIB dan KKIR, Potensi Tiga Duet Capres akan Muncul

Jokowi Beri Kode Dukung Bersatunya KIB dan KKIR,  Potensi Tiga Duet Capres akan Muncul

Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar

Konten Jatim, Makassar -

Pertemuan Presiden Jokowi dengan lima pimpinan partai politik menandai terbentuknya koalisi besar. Jika koalisi besar ini terbentuk, PDIP disebut tidak akan bergabung. 

Sinyal akan dibentuknya koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sangat kuat.

Baca Juga: Jokowi Diisukan Lebih Nyaman Menjagokan Prabowo

Di sisi lain, pertemuan para ketua parpol dengan presiden Jokowi adalah politik standar ganda yang dimainkan parpol yang sedang berada dalam lingkaran kekuasaan. Di satu pihak, mereka mencari simpati Jokowi jelang pemilu.

"Lain pihak juga sedang menjajaki peluang agar mereka bisa membangun koalisi besar," kata Attock Suharto, analis politik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Dato Karama, Palu.

Tak dilibatkannya PDIP dan Nasdem dalam pertemuan ini adalah momentum yang coba dimanfaatkan oleh para ketum parpol agar bisa membuat barisan sendiri, tanpa harus melebur ke PDIP dan Nasdem. Dengan jalan itu, mereka bisa bersimbiosis mutualisme menuju pemilu.

Jika koalisi besar terbentuk, maka potensi tiga paket calon presiden akan terjadi. Bahkan, upaya agar tiga pasangan calon itu terbentuk memang sedang dimainkan beberapa parpol.

Analis politik Unhas A Lukman Irwan juga berpendapat pertemuan lima ketua partai ini adalah sinyal kuat akan dibentuknya koalisi besar. Ketua Gerindra Prabowo Subianto paling potensi diusung sebagai capres.

Baca Juga: Zulhas: Adanya Jokowi Beri Aura Kemenangan bagi Kelima Parpol yang Hadir 

Posisi Prabowo sebagai kandidat capres makin menunjukkan tren positif dari sejumlah lembaga survei. Sehingga ini makin meningkatkan kepercayaan Jokowi meng-endorse Prabowo sebagai figur capres pilihan.

Di tengah tidak menentunya dukungan PDIP kepada salah satu figur, membuat Jokowi membutuhkan satu kekuatan politik besar.

Kekuatan yang bisa menjadi kekuatan alternatif untuk menunjukkan kesiapan mendorong capres pelanjut yang bisa mengadang koalisi yang dibangun Anies Baswedan.

Berdasarkan sejumlah gestur politik yang ditunjukkan Jokowi, pilihan pelanjut sepertinya akan condong menduetkan antara Prabowo dan Ganjar.

"Pertemuan ini juga menyiratkan dan menunjukkan kepada publik soliditas partai pemerintah khususnya di tengah ramainya isu akan terjadinya resuffle kabinet," pungkasnya.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pun mengaku bahwa sudah ada kesepakatan soal wacana koalisi ini. Menurutnya, antara KIR dan KIB memiliki frekuensi yang sama.

Prabowo juga mengungkapkan bahwa koalisi besar ini juga sejalan dengan Jokowi. Bahkan, koalisi besar itu disebut akan segera terbentuk.

Presiden Joko Widodo juga mengatakan koalisi besar KIB, Gerindra, dan PKB merupakan koalisi yang cocok. Namun, hal itu diserahkan kembali kepada para ketua umum partai.

"Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa, untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik," kata Jokowi.

Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad berharap wacana koalisi besar ini bisa terealisasi. "Tentu kami semua berdoa dan berharap serta bekerja terus meyakinkan masyarakat bahwa ini paket ideal menuju kesejahteraan rakyat," katanya.

"Paket ini kombinasi yang merepresentasi dua kekuatan besar nasionalis (Gerindra) dan religius (PKB). Pengalaman berdua sangat beragam dan teruji yg sangat di butuhkan Indonesia," sambung Azhar.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.