Elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terus meningkat menjelang pemilihan presiden 2024. Berdasarkan analisis Indikator Politik Indonesia (IPI), mencuatnya calon ketua partai Gerindra tak lepas dari sikap Presiden Jokowi. Jokowi juga dinilai lebih luwes dibanding kandidat lain dalam hal mendukung Prabowo.
Berdasarkan survei IPI, Prabowo mampu rebound, dan kini elektabilitasnya sudah menyalip mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi, naiknya elektabilitas Prabowo ini tidak lepas dari peran Jokowi.
Baca Juga: Piala Dunia U20 Dibatalkan, Jokowi Marah dan Kondisi Buruk bagi Ganjar
“Naiknya suara Pak Prabowo di Bulan Maret 2023, terutama sejak endorsement Pak Jokowi ke Pak Prabowo saat HUT Perindo pada 7 November 2022. Setelah endorsement terbuka, Pak Prabowo mengalami kenaikan.” ujar Burhanuddin.
Burhan menerangkan, yang di-endorse Jokowi memang bukan Prabowo seorang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga. Tapi, endorsement yang dilakukan Jokowi ke Prabowo dan Ganjar berbeda. Endorsement yang dilakukan Jokowi ke Ganjar lebih high context, yang tidak menyebut secara langsung. Sedangkan endorsement ke Prabowo dilakukan dengan low context, yang dilakukan secara terang benderang.
“Ke Ganjar, endorsement Jokowi pakai bahasa high context. Misal, pilihlah rambut putih, itu nggak semua publik bisa langsung membaca maknanya. Kalau ke Prabowo, low context. Penerus Jokowi adalah Prabowo, Presiden 2024 jatah Prabowo, sebanyak 5 kali. Ditenteng (diajak blusukan ke sana ke mari,” jelas Burhan.
Menurut Burhan, Jokowi tidak bisa meng-endorse Ganjar secara terbuka, lantaran di mana pun Ganjar berada “merk-nya” adalah PDIP. Sedangkan, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berkali-kali mengatakan pada publik, bahkan dalam HUT ke-50 PDIP, urusan pencapresan adalah hak prerogatifnya. Di sinilahlah letak kesulitan Jokowi. “Makanya, Jokowi lebih leluasa dukung Prabowo,” imbuh Burhan.
Dengan kondisi ini, Burhan memprediksi, di Pilpres nanti akan ada tiga poros. Poros pertama adalah Prabowo, yang kemungkinan akan didukung oleh parpol-parpol koalisi pemerintah minus PDIP dan NasDem. Poros kedua adalah PDIP, dengan asumsi maju sendiri. Poros ketiga adalah Anies, yang didukung NasDem, Demokrat dan PKS.
Baca Juga: Zulhas: Adanya Jokowi Beri Aura Kemenangan bagi Kelima Parpol yang Hadir
“Setidaknya akan ada 3 poros. Tetapi, kalau misal PDIP bisa bergabung dengan poros Istana, ya kemungkinan besar akan ada 2 poros.” ujar Burhan.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO