Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir sejumlah partai politik yang kerap menyeret namanya ketika ditanya mengenai penentuan capres-cawapres.
Pasalnya, wewenang penetuan capres sepenuhnya ada di tangan ketua partai dan Jokowi tak memiliki kehendak atas itu. Ia pun meminta agar dirinya tak ikut disertakan lagi.
"Berkaitan dengan Pilpres, Pilpres itu urusan partai atau gabungan partai, jangan presiden diikut-ikutkan," kata Jokowi dalam acara Silaturahmi Ramadan di markas DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).
Ia juga menyinggung tingkah ketum parpol yang selalu menjual namanya baik itu menyangkut pembentukan koalisi ataupun dukungan capres.
Baca Juga: Lima Ketum Parpol Bertemu Jokowi Tanpa Megawati, PDIP Beri Penjelasan Begini
"Tapi sering ketua partai dikit-dikit sudah direstui presiden. Apa hubungannya, enggak ada hubungannya. Apalagi kalau datang ke saya dalam membangun koalisi semuanya sudah disetujui Presiden urusannya apa," ujar Jokowi.
Jokowi menegaskan koalisi gabungan partai yang hendak mendeklarasikan capres juga bukan kehendaknya. Semua itu terjalin atas dasar kesepakatan antarparpol mitra koalisi. Namun, jika ada yang bertanya soal sosok menteri di dalam kabinet pemerintahan yang cocok menjadi presiden, Jokowi pun tak segan menjawab berdasarkan kapasitas yang dimiliki.
"Kalau saya ditanya saya jawab, Pak Bapak setuju enggak, Pak Prabowo jadi capres. Kalau setuju ya saya jawab setuju kalau ndak ya ndak, kalau setuju, setuju mantap gitu. Kalau enggak ditanya, saya diem-diem aja," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, banyak orang yang menudingnya terlibat dalam pembentukan Koalisi Indonesia Bangkit (KIB) dan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
"Bentuk koalisi KIB wah dari presiden itu terbentuk. Itu KIB kan karena pertemuannya Pak Airlangga, Pak Zul dan Pak Mardiono terbentuk. Baru datang ke saya, 'Pak mohon restu' ya saya ditanya gitu-gitu ya saya restui. Bukan saya ini ya bentuk KIB, enggak pernah," tegasnya.
Begitu pula koalisi KIR. Jokowi mengaku sempat diajak berkomunikasi dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tentang niatnya menggandeng Prabowo Subianto.
Baca Juga: Kabar Reshuffle Kabinet Kembali Muncul, Jokowi: Tunggu Saja
"Pak Prabowo sama Gerindra dengan Cak Imin PKB juga sama. Gimana Pak kalau sama Pak Cak Imin, gimana kalau saya dengan Gerindra, ya saya (jawab) baik-baik saja," ulas Jokowi.
"Terus saya menyambungkan Pak Prabowo, Pak kelihatannya Cak Imin ingin gandengan dengan Bapak ya gitu aja akhirnya sambung bukan karena saya. Tapi nanti di luar beda lagi," kata Jokowi menambahkan.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan