Pegiat media sosial, Yusuf Dumdum membandingkan perbedaan sikap saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster sama-sama menghadapi hujatan dan cacian dari warganet imbas pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Ganjar dan Koster sama-sama mendapat bully-an dan komentar cemoohan dari para pengguna media sosial.
Akan tetapi, tutur Yusuf, Ganjar menghadapi cacian dengan tetap membiarkan kritikan tersebut. Sementara itu, Wayan Koster memilih membatasi kolom komentar di media sosialnya.
"Kalau kita perhatikan akun media sosial Ganjar Pranowo saat ini, hampir semua kontennya selalu dipenuhi dengan komentar-komentar pedas dari netizen +62," ujar Yusuf Dumdum dari kanal YouTube 2045 TV, dikutip Konten Jatim pada Senin (3/4/2023).
"Bahkan terkait dengan serangan netizen itu, Gubenur Bali I Wayan Koster pun sampai menutup kolom komentar di akun media sosialnya. Kasihan sekali Gubernur Bali ini. Masa baru begitu saja sudah tutup kolom komentar, coba," sambungnya.
Loyalis Ganjar Pranowo itu menyebut bahwa akun media sosial Ganjar tak ada pembatasan komentar apa pun. Kader PDIP itu membiarkan semua kritikan dari para warganet dilayangkan padanya.
"Dan kalau kita mau bandingkan, ternyata akun media sosial Ganjar Pranowo masih terlihat normal tanpa ada pembatasan apa pun. Padahal sudah ada ratusan ribu netizen yang mengkritik atau bahkan juga membully Ganjar Pranowo," terangnya.
Diketahui, dua kepala daerah dari PDIP yakni Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lantang menentang kehadiran timnas Israel di Piala Dunia U-20. Padahal timnas Israel berhasil lolos ke Piala Dunia U-20 yang digelar di Indonesia.
Ajang tersebut rencananya akan digelar di enam provinsi di Indonesia. Provinsi tersebut yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, dan Bali.
Namun, kini FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia, diduga buntut kencangnya penolakan timnas Israel, tak terkecuali dari dua gubernur yang wilayah pemerintahannya turut menjadi tuan rumah.
Ganjar menegaskan penolakan ini sebagai komitmen mendukung kemerdekaan Palestina sesuai amanah konstitusi dan sikap Ir. Soekarno sebelumnya.
Sementara I Wayan Koster menolak dengan menulis surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga meski sebelumnya sempat mendukung pagelaran tersebut.
Penolakan Israel ternyata tak muncul dari Ganjar dan Koster sebagai individu, melainkan juga datang dari partai yang menaungi mereka, PDI Perjuangan (PDIP).
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024