Pengamat sepak bola sekaligus mantan Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Yesayas Oktavianus menilai penolakan terhadap Timnas Israel, yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster, bukan alasan tunggal FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Dia mengatakan Indonesia sudah memiliki setumpuk masalah sebelum adanya kisruh timnas Israel. Beberapa di antaranya adalah terkait Tragedi Kanjuruhan dan Kongres PSSI pada Februari kemarin.
"PSSI sudah banyak buat kesalahan, misalnya pertama Tragedi Kanjuruhan. Mereka tidak menangani itu secara baik terutama dari unsur kemanusiaannya," kata Yesayas Oktavianus dalam saluran YouTube Total Politik, dikutip Senin (3/4/2023).
"Kedua, di kongres pemilihan exco bulan Februari kemarin ada saksi FIFA di sana. Itu pelanggaran total terhadap statuta FIFA maupun PSSI. Bahkan disaat kongres pun mereka melakukan keputusan-keputusan yang yang ngawur," jelasnya.
Terkait pelanggaran statuta FIFA, jurnalis senior itu merujuk pada pengunduran diri Yunus Nusi yang diikuti dengan diangkatnya Zainuddin Amali sebagai pengganti. Dia juga berpandangan bahwa Erick Thohir belum memenuhi syarat masa aktif minimal lima tahun di sepak bola dalam koridor PSSI.
Baca Juga: Penolak Israel di Piala Dunia U-20 Disindir Jokowi, Pengamat: Memang Bikin Malu
"Dasar itulah setumpuk masalah di dalam negeri ini, mulai dari Kanjuruan, pelanggaran proses kongres, dan yang terakhir infrastruktur juga tidak memenuhi syarat tapi ditutupi. Dari enam stadion hanya dua yang memenuhi syarat," ujar Yesayas.
"FIFA melihat ini gejolak semua, udah kacau ini sepak bola Indonesia. Triggernya surat dari Gubernur Bali. Itu dianggap FIFA pemerintah intervensi sepak bola dan itu paling tabu di FIFA," pungkasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO