Menu


Jokowi Pesan ke Erick Thohir: Jangan Sampai RI Disanksi FIFA

Jokowi Pesan ke Erick Thohir: Jangan Sampai RI Disanksi FIFA

Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A

Konten Jatim, Jakarta -

Ketua Umum PSSI Erick Thohir segera menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta usai bertemu FIFA di Doha, Qatar, Kamis (30/3). Jokowi pun menyampaikan pesan khusus agar Indonesia tak disanksi.

Erick tiba di Kompleks Istana Jakarta, sekitar pukul 1 siang. Menteri BUMN ini tampil rapi dengan batik lengan panjang warna coklat bercorak biru dengan bawahan hitam. Rambutnya tersisir rapi. Meski begitu, wajahnya tampak masih letih. Kantung matanya tampak menebal. Mungkin masih jetlag setelah menempuh penerbangan dari Doha-Jakarta.

Tiga hari lalu atau Rabu malam, Erick buru-buru terbang ke Doha, Qatar, untuk melobi Presiden FIFA Gianni Infantino agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sayangnya, usaha keras Erick tak bisa mencegah keputusan FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia untuk Piala Dunia U-20.

Baca Juga: Fenomena Batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia, Rocky Gerung: Cabut Status Erick dan Ganjar Sebagai Ketua PSSI dan Capres

Erick bertemu Jokowi selama 1 jam. Sekitar pukul 2 siang, Erick muncul dan memberikan keterangan pers soal kepada wartawan. Kata dia, dalam pertemuan itu, ia membawa dan menyerahkan surat dari Gianni Infantino kepada Jokowi. Setelah membaca surat itu, Jokowi menginstruksikan dua hal. Pertama, agar PSSI segera membuat peta biru transformasi sepak bola nasional. Instruksi tersebut juga pernah disampaikan Presiden saat pertama kali dirinya menjabat sebagai Ketua Umum PSSI dan menghadap Presiden Jokowi bersama para Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

“Bapak Presiden menekankan ini harus segera selesai dan harus segera disampaikan kepada FIFA,” kata Erick.

Kedua, Jokowi meminta Erick untuk segera membuka pembicaraan kembali dengan FIFA agar Indonesia tetap menjadi bagian keluarga besar FIFA. Jokowi tidak ingin Indonesia dikucilkan dari ekosistem persepakbolaan dunia. “Saya akan bekerja keras untuk kembali bernegosiasi kepada FIFA untuk menghindari sanksi yang bisa terjadi,” ucap Erick.

Erick mengatakan, saat ini FIFA sedang mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia. Erick mengaku siap untuk kembali memenuhi undangan FIFA setelah FIFA mengadakan rapat FIFA Council dalam beberapa waktu ke depan. "Saya tentu bersiap untuk kembali bertemu FIFA,” tuturnya.

Baca Juga: Erick Thohir Soal Arahan Presiden: Saya Akan Pimpin Langsung Transformasi Sepak Bola Indonesia

Erick lalu bicara alasan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Pembatalan itu tidak lepas dari penolakan kepala daerah terhadap Timnas Israel untuk main di Indonesia. FIFA memandang, penolakan itu sebagai bentuk intervensi pemerintah.

"FIFA ini kan otoritas tertinggi sepakbola di dunia. Dengan segala keberatan-keberatan yang sudah disampaikan, tentu FIFA melihat ini sebuah, ya kalau dibilang, sebuah intervensi," paparnya.

Soal infrastruktur dan keamanan, Erick bilang pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah menandatangani kontrak mengenai penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023. Menurut dia, soal infrastruktur seperti lapangan dan stadion, semua sudah qualified, lolos semuanya.

Baca Juga: Piala Dunia U-20 Batal Digelar di Indonesia, Erick Thohir Ungkap Kemungkinan Sanksi Berat dari FIFA

Di tempat terpisah, Plt Menpora Muhadjir Effendy berharap, FIFA tidak menjatuhkan sanksi lanjutan kepada Indonesia. Kata dia, pemerintah belum siap jika FIFA memberi sanksi kepada Indonesia dalam waktu dekat. "Jadi kami masih berharap supaya FIFA membuat keputusan terbaik untuk Indonesia," kata Muhadjir, Kamis (30/3).

Muhadjir yakin, Indonesia tak mendapat sanksi berat sebab persiapan Piala Dunia U-20 2023 berjalan baik. Dalam hal ini, Muhadjir mengklaim, semua keinginan FIFA bisa dipenuhi Indonesia.

Muhadjir sedih dan kecewa atas keputusan FIFA membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Namun, ia berharap momen ini dijadikan sebagai tonggak atau lompatan untuk memperbaiki sepakbola nasional.

"Kita harus menatap ke depan, khususnya di dunia persepakbolaan kita untuk kita benahi," pesannya. "Dan kita lupakan semua dan segera bersatu padu kembali untuk membangun keolahragaan nasional khususnya persepakbolaan kita ke depan," katanya lagi.

Pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni ikut sedih dan kecewa dengan keputusan FIFA. "Ini benar-benar mimpi buruk yang menjadi nyata,” kata Bung Kus, sapaannya, kemarin.

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Erick Thohir Upayakan Indonesia Tak Kena Sanksi FIFA

Bung Kus mengingatkan, Indonesia wajib berbenah jika ingin menggelar hajatan berlevel Internasional di masa depan. Ia pun meminta untuk para pemangku kepentingan agar lebih berhati-hati dalam berkomentar.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Rakyat Merdeka.