Menu


Kisah Husain bin Salam: Fadri Yahudi yang Memilih Masuk Islam Setelah Mempelajari Kitab Taurat

Kisah Husain bin Salam: Fadri Yahudi yang Memilih Masuk Islam Setelah Mempelajari Kitab Taurat

Kredit Foto: Pixabay/?brahim Mücahit Y?ld?z

Konten Jatim, Jakarta -

Husain bin Salam merupakan rabbi dari kaum Yahudi. Husain sangat disegani oleh masyarakat Madinah karena kepribadiannya yang begitu baik.

Seluruh waktu Husain dihabiskan untuk mempelajari Kitab Taurat. Ia pun selalu menyebarkan ajaran Nabi Musa melalui apa yang ia pelajari dari Taurat kepada masyarakat di sekitarnya.

Suatu waktu, Husain menemukan ayat-ayat yang membahas datangnya nabi yang akan membawa pesan dan menjadi pelengkap dari nabi-nabi sebelumnya.

Baca Juga: Sejarah Kaum Yahudi: Enggan Memeluk Agama Islam Karena Nabi Terakhir Bukan dari Keturunannya

Mengetahui ayat tersebut, kabar munculnya Nabi Muhammad muncul. Maka dari itu, Husain menunggu dan ingin tahu apakah nabi itu benar nabi yang tertulis di dalam Kitab Taurat.

Ketika Nabi Muhammad muncul, Husain mengamati dengan seksama kedatangan Nabi Muhammad. Bahkan ketika Nabi Muhammad disambut oleh para pengikutnya.

 

“Mana kala Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam datang, tho la 'al badru alaina, yang lain menyambut Nabi Muhammad. Dia perhatikan dari jauh, dia tengok tanda-tandanya,” ujar Ustaz Abdul Somad.

Begitu ditelisik lebih jauh, Husain pun menghampiri Nabi Muhammad untuk melihatnya lebih dekat lagi. Husain pun meyakini bahwa Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir yang diutus sebagaimana yang dijelaskan di dalam Taurat.

Di saat itu juga, Husain masuk ke dalam Islam dan mengikuti ajaran dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.

“Selepas itu, nabi rubah nama dia menjadi Abdullah bin Salam, dia pun masuk ke rumah nabi,” kata Ustaz Abdul Somad.

Baca Juga: Apakah Tuhan Islam dan Yahudi Sama? Ini Penjelasan Buya Yahya

Meski Husain, orang yang paling dihormati saat itu masuk ke dalam Islam menurut keyakinannya, orang Yahudi tak ingin mengikuti langkahnya.

“Husain melepaskan dari segala kepentingan, sedangkan yang ini (orang Yahudi, red) masih inginkan kekuasaan. Masih inginkan harta benda. ‘Bila aku masuk Islam, nanti aku akan susah. Aku akan miskin’,” jelas Ustaz Abdul Somad.