Ustaz Abdul Somad bercerita tentang kepercayaan orang-orang Yahudi bahwa nabi terakhir akan datang di akhir zaman mereka.
Kepercayaan ini pun membuat kaum Yahudi berharap agar nabi tersebut muncul saat mereka berperang dan mengharapkan kemenangan dengan melawan Bani Ghatafan.
“Mereka menyebut dia (nabi terakhir akan datang, red) manakala berperang. Ini Yahudi, ini Bani Ghatafan,” kata Ustaz Abdul Somad.
Baca Juga: Mengingat Nabi Muhammad Merupakan Bentuk Ketakwaan Kepada Allah
Selama berperang melawan Bani Ghatafan, kaum Yahudi ini pun selalu berdoa kepada Allah agar nabi terakhir diutus dan menciptakan kemenangan bagi kaum mereka.
Sesuai keinginan orang-orang Yahudi itu, nabi terakhir telah diutus saat itu. Nabi itu adalah nabi yang kita yakini hingga saat ini, yakni Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
“Mereka berdoa kepada Allah, ‘Ya Allah, tolonglah kami melawan Bani Ghatafan berkat nabi terakhir yang engkau utus’. Sudah datangkah nabi yang terakhir itu? Sudah,” ucapnya.
Lantas, kenapa mereka tak ingin beriman meski nabi yang mereka harapkan sudah diutus?
Dijelaskan oleh Ustaz Abdul Somad, orang-orang Yahudi berawal dari keturunan Nabi Ishak yang merupakan putra dari Nabi Ibrahim.
Baca Juga: Orang yang Tidak Berselawat kepada Nabi Muhammad Adalah Orang-Orang yang Merugi
“Ibrahim punya anak Ishak, Ishak punya anak Yaqub. Yaqub, nama lain daripada yaqub, Israil. Maka anak cucu Yaqub disebut dengan Bani Israil. Yaqub punya anak Yusuf, Yusuf punya saudara lelaki bernama Yahuza. Cucu-cicit keturunan yahuza disebut dengan yahudi,” jelas Ustaz Abdul Somad.
Berdasarkan silsilah ini, orang Yahudi menginginkan nabi terakhir berasal dari garis keturunan tersebut. Namun, yang terjadi justru berbeda dari harapan mereka sehingga mereka memilih berpaling.