Menu


5 Pekerjaan Rumah PSSI Pasca Dicoret Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

5 Pekerjaan Rumah PSSI Pasca Dicoret Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Kredit Foto: Twitter/PSSI

Konten Jatim, Depok -

Masyarakat Indonesia sedang dilanda rasa kecewa setelah mengetahui kalau FIFA resmi mencoret Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Rabu (29/3/2023) malam. Kekesalan tidak hanya dirasakan oleh orang-orang yang berkecimpung di sepak bola saja, melainkan mereka yang tidak begitu memahami sepak bola.

Ajang Piala Dunia U-20 ini seharusnya bisa meningkatkan kredibilitas Indonesia di dunia internasional. Sayangnya, isu penolakan Israel dan beberapa alasan lain membuat FIFA harus melakukan langkah drastis, yakni mencoret Indonesia sebagai tuan rumah ajang ini.

Peristiwa ini merupakan pukulan telak bagi PSSI dan masyarakat Indonesia serta berpotensi memperburuk citra negara di mata dunia. Meskipun demikian, masih ada sejumlah hal yang bisa dilakukan PSSI untuk mencegah hal ini terjadi kembali.

Ada beberapa pekerjaan rumah PSSI yang mereka bisa atau bahkan wajib lakukan setelah pencoretan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Berikut penjelasannya menyadur banyak sumber pada Kamis (30/3/2023).

Baca Juga: Indonesia Batal Jadi Host Piala Dunia U-20, FIFA Siap Sanksi PSSI

Pekerjaan Rumah PSSI

1. Pertegas Status Sebagai Induk Sepak Bola Indonesia

Sebagai organisasi tertinggi sepak bola Indonesia, PSSI harus bisa bersikap lebih tegas dan mematenkan posisi serta wewenang jika berkaitan dengan sepak bola. Ini bertujuan agar ke depannya, opini pihak luar tidak akan mempengaruhi PSSI dalam pengambilan keputusan yang bisa saja merugikan banyak pihak.

2. Libatkan Politik dalam Olahraga Seperlunya

Keterlibatan politik dan olahraga memang sudah mengakar dan cukup sulit untuk dipisahkan meskipun memiliki tujuan berbeda satu sama lain. Keberadaan politik dalam olahraga bisa membawa dampak buruk bagi industri olahraga itu sendiri, namun juga mampu menghasilkan efek positif jika dilakukan dengan benar.

PSSI sebaiknya mampu mengontrol keterlibatan para pemangku jabatan, khususnya di dunia politik dalam olahraga. Dengan ini, campur tangan para politisi hanya sebatas sebagai pengamat dan tidak sampai mempengaruhi keputusan akhir.

3. Edukasi Bahwa Politik Tidak Sama dengan Olahraga

Selain itu, penolakan Israel di Indonesia ini didasari karena banyak masyarakat yang melihat Israel sebagai negara penyerang Palestina, bukan tim nasional (Timnas) Israel U-20 itu sendiri. Akibatnya, tercampurnya politik dalam olahraga tidak bisa dihindari dan menghasilkan efek yang besar.

Edukasi akan perbedaan politik dan olahraga diharapkan mampu menyadarkan masyarakat dan ke depannya, tidak akan mengulangi peristiwa serupa.

Baca Juga: Bikin Timnas Indonesia Kecewa Gegara Piala Dunia U-20, Ganjar: Ini Bukan Kiamat

4. Pembinaan Sepak Bola Usia Muda

Pembinaan sepak bola sejak dini juga bisa menjadi jalan bagi Indonesia agar mereka bisa memperoleh tiket ke ajang-ajang besar lainnya. Alih-alih harus menunggu kesempatan menjadi tuan rumah, mereka bisa lolos lewat “jalur depan” dan membuktikan kualitas sepak bola Indonesia di usia muda.

Baca Juga: Buntut RI Gagal Jadi Host Piala Dunia U-20, Elektabilitas Ganjar Diprediksi Bakal Anjlok

5. Persiapan Sanksi FIFA

FIFA sendiri menyebutkan adanya potensi sanksi yang bisa menimpa Indonesia pasca dicoret jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. PSSI harus siap dan menerima sanksi dengan lapang dada.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024