Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut bahwa Ganjar Pranowo bisa kalah di Pilpres 2024, apabila salah dalam memilih calon wakil presiden (cawapres), meski elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu moncer.
Hal ini lantaran, dari kandidat yang namanya sering bertengger di tiga besar survei-survei, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, ketiganya belum ada yang mencapai posisi aman elektabilitas 60 persen.
"Posisi cawapres menjadi penting, karena kalau kita melihat angka-angka statistik dari 3 orang yang selalu masuk 3 besar survei, mulai dari Ganjar kemudian Anies sama Prabowo Subianto, ini kan belum ada yang sampai angka psikologis mengamankan pertarungan politik 60 persen," ujar Adi Prayitno dari kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Konten Jatim pada Kamis (30/3/2023).
Baca Juga: Buntut FIFA Batalkan Indonesia Host Piala Dunia U-20, Medsos Ganjar Diserbu Warganet
"Itu artinya apa, cawapres adalah kunci," sambung pengamat politik itu.
Sebagai contoh, Adi memaparkan, jika Ganjar dipasangkan dengan Erick Thohir, Airlangga Hartarto, atau Sandiaga Uno, peluang menang buat Ganjar rendah.
Sementara itu, apabila Ganjar disandingkan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK), peluang menang jadi terbuka lebar.
"Ganjar sekalipun elektabilitasnya di survei tinggi, kalau salah pilih cawapres, bisa keok dia," ucap Adi.
"Kalau dipasangkan dengan Erick Thohir agak lemah. Dipasangkan dengan Airlangga agak lemah. Dipasangkan dengan Sandi agak lemah. Tapi ketika dipasangkan dengan Ridwan Kamil karena sebagai cawapres favorit, agak kuat," jelasnya.
Kendati Ganjar berpeluang besar menang jika dipasangkan dengan Ridwan Kamil, akan tetapi RK adalah kader Golkar, di mana tiket dari partai berlambang pohon beringin itu sudah diberikan untuk Airlangga.
"Makanya agak rumit karena Ridwan Kamil adalah kadernya Golkar, yang tidak mungkin akan bisa maju, tiketnya untuk Airlangga Hartarto," beber Adi.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO