Menu


Disebut Jokowi, Memangnya Apa Hubungan Olahraga dan Politik?

Disebut Jokowi, Memangnya Apa Hubungan Olahraga dan Politik?

Kredit Foto: Antara/Rahmad

Konten Jatim, Depok -

Presiden Joko Widodo alias Jokowi akhirnya turut buka suara dalam konflik yang tengah terjadi di negara ini perihal penerimaan Israel untuk tanding di Piala Dunia U-20. Pembicaraan Jokowi ini disampaikan melalui kanal YouTube pribadi Jokowi pada Selasa (28/3/2023).

Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan kalau Indonesia akan tetap menerima Israel dan berjanji kalau penerimaan Israel di Indonesia tidak akan mempengaruhi dukungan serta pandangan negara terhadap situasi di Palestina.

Yang menarik, Jokowi mengungkapkan untuk tidak mencampur agenda politik dalam olahraga. Memangnya, apa hubungan olahraga dan politik? Berikut penjelasannya mengutip jurnal Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan beberapa sumber lain pada Rabu (29/3/2023).

Baca Juga: Dedek Prayudi: Ajang Sepak Bola U-20 Terbesar Dunia Malah Berujung Masalah Politik

Hubungan Politik dan Olahraga

Sejatinya, politik dan olahraga memang berada di 2 kutub yang berbeda dan pastinya memiliki esensi yang berbeda pula. Namun, dari masa ke masa, keduanya selalu berhasil menemukan jalan untuk saling bertemu satu sama lain.

Politik pada dasarnya adalah segala macam hal yang berkaitan dengan pembentukan struktur dan tatanan yang umumnya berkaitan dengan masyarakat luas. Sementara olahraga merupakan aktivitas yang melibatkan fisik dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang, bertujuan untuk menyehatkan tubuh atau sebagai hiburan.

Dari 2 tujuan di atas, politik dan olahraga jelas-jelas tidak berkaitan. Lantas, di mana keduanya bersinggungan? Sesederhana kalau fakta dalam hampir semua cabang olahraga yang ada di dunia memiliki induk olahraganya tersendiri.

Baca Juga: Ngotot Tolak Timnas Israel, Legislator PDIP Tak Setuju Soal Politik Jangan Dicampuradukan dengan Olahraga

Induk olahraga ini memang bertujuan untuk meregulasi dan mengatur segala macam aturan serta kebijakan yang ada dalam cabang olahraga terkait. Namun, secara tidak sadar keberadaan induk olahraga ini malah berpotensi mengarahkan suatu olahraga ke arah politik.

Jurnal yang dijadikan acuan membahas terkait bagaimana hubungan antara olahraga dan politik yang ditunjukan oleh FIFA serta PSSI, yang masing-masing merupakan induk tertinggi dari sepak bola dunia dan Indonesia. Berikut penjelasannya:

Sepak Bola dan Politik Dunia

FIFA sebagai induk sepak bola dunia kerap kali menunjukan kelabilan dalam penentuan kebijakan. Di satu sisi, ada kalanya mereka melarang politik untuk bercampur dengan olahraga. Namun ada pula masa di mana mereka menunjukan kekuatan politik sebagai salah satu organisasi terbesar di dunia.

Sebagai contoh, FIFA tegas menyatakan larangan bertanding di kancah internasional ketika mereka mengetahui Rusia menginvasi Ukraina. Namun, serangan Israel terhadap Palestina yang sudah lama terjadi tidak membuat FIFA memberlakukan hal serupa terhadap Israel.

Baca Juga: Pasca FIFA Batalkan Drawing, Jokowi Tegas Nyatakan Timnas Israel Ikut Serta di Piala Dunia U-20

Sepak bola yang diurus FIFA juga menjadi alat bagi pemimpin negara untuk meningkatkan kredibilitas negara. Contohnya adalah fakta kalau banyak negara yang berlomba-lomba menjadi penyelenggara Piala Dunia demi menaikan status mereka jika kompetisi berlangsung dengan baik.

Sepak Bola dan Politik Indonesia

Sementara itu, PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia kerap kali menggunakan sepak bola sebagai alat kampanye politik. Hal ini sudah terjadi dari masa ke masa, di mana sejumlah petinggi PSSI menjadikan organisasi ini sebagai batu loncatan untuk terjun ke politik.

Beberapa nama seperti Nurdin Halid, La Nyalla Mattalitti, Edy Rahmayadi dan yang terbaru, Mochamad Iriawan, semuanya memiliki keterkaitan dengan dunia politik. Jika olahraga tidak berhubungan dengan politik, seharusnya PSSI diketuai oleh orang yang berasal dari bidang sepak bola.

Baca Juga: Pisahkan Permasalahan Politik dan Olahraga, Jokowi: Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina

Kesimpulan

Di sini bisa disimpulkan kalau olahraga kerap dimanfaatkan oleh orang-orang di bidang politik untuk meraih keuntungan, khususnya dari segi kekuasaan dan elektabilitas. Contoh dari FIFA dan PSSI merupakan sebagian kecil dari adanya politik dalam olahraga.

Eksistensi politik dalam olahraga sendiri sebenarnya tidak selalu buruk. Namun, hal ini kerap dicap negatif karena pengalaman orang-orang baik itu yang terlibat dalam cabang olahraga maupun penggemar olahraga itu sendiri.

Baca Juga: Gegara Timnas Israel Dapat Banyak Penolakan, Jokowi: Jangan Campur Urusan Politik dan Olahraga!

Dengan demikian, pengaruh politik dalam olahraga seharusnya bisa dikontrol dan dikendalikan sedemikian rupa agar tidak sampai berlebihan dan mengganggu elemen-elemen yang ada dalam suatu cabang olahraga.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO