Menu


Tentang Salat Sunah Rawatib, Salah Satu Amalan Penjaga Ketakwaan Selama Puasa di Bulan Ramadan

Tentang Salat Sunah Rawatib, Salah Satu Amalan Penjaga Ketakwaan Selama Puasa di Bulan Ramadan

Kredit Foto: uninus.ac.id

Konten Jatim, Jakarta -

Dalam berpuasa, kita diingatkan untuk tak sekadar menahan lapar dan haus jika hendak menjadi orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ada berbagai amalan yang bisa kita kerjakan untuk mendukung ketakwaan ini, salah satunya adalah dengan menjalani banyaknya salat sunah.

Salah sunah yang bisa dikerjakan salah satunya adalah salat sunah rawatib. Salat sunah rawatib sendiri merupakan salat yang dikerjakan sebelum maupun sesudah salat fardu.

Dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat, ada dua belas salat rawatib berdasarkan hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.

Baca Juga: Tak Hanya Sekadar Berpuasa, Ketakwaan Bisa Didapatkan Jika Ada Keseriusan Dalam Pelaksanaannya

Dengan menjaga kedua belas salat rawatib ini secara konsisten, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan hadiah yang setimpal.

“Siapa yang salat dua belas rakaat yang mengiringi salat fardu siang dan malam, maka akan dibangunkan satu rumah di surga kalau konsisten menunaikan dua belas itu sampai meninggal dunia,” kata Ustaz Adi.

 

Pengerjaan salat sunah rawatib ini sendiri dikerjakan di setiap salat fardu atau di empat waktu yang berbeda, yakni subuh, zuhur, magrib, dan isya.

Salat sunah rawatib ini dikerjakan sebelum dan sesudah salat fardu dengan perbedaan rakaat yang berbeda-beda.

“Dua belas itu dua sebelum subuh, empat sebelum zuhur, dua setelah zuhur, dua setelah magrib, dua setelah isya,” jelas Ustaz Adi.

Seluruh salat sunah rawatib yang dikerjakan memang hanya dua rakaat kecuali salat rawatib sebelum zuhur, yakni empat rakaat.

Baca Juga: Apakah Semua Orang yang Berpuasa Pasti Bertakwa? Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Namun, kita bisa mengurangi jumlah rakaat salat tersebut jika merasa empat terlalu banyak atau merasa tak cukup waktu untuk mengerjakan empat rakaat tersebut.

“Kalau enggak bisa empat rakaat karena terbatas waktunya, boleh dua rakaat khusus untuk sebelum zuhur,” ucap Ustaz Adi.