Ustaz Adi Hidayat menjawab pertanyaan mengenai ketakwaan seseorang ketika berpuasa. Dijelaskan olehnya, hal ini sudah dijawab secara langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Apakah semua orang puasa pasti bertakwa? Tanyakan Al-Qur’an. Apa jawaban Allah di Al-Qur’an? Dijawab langsung di ayat Syiam. Al-Baqarah ayat 183,” ujar Ustaz Adi.
Surat Al-Baqarah ayat 183 sendiri berisi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Baca Juga: Apakah Puasa Sah jika Lupa Niat dan Tidak Sahur? Ini Penjelasan Buya Yahya
Yā ayyuhalladzīna āmanū kutiba ‘alaikumush-shiyāmu kamā kutiba ‘alalladzīna ming qablikum la‘allakum tattaqūn.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Ustaz Adi menjelaskan kata la’allakum yang berada di depan kata tattaqun. Kedua kata yang bersinggungan ini rupanya memiliki makna terkait ketakwaan dalam berpuasa.
“Setiap ada satu harapan, keinginan besar yang ingin dicapai tapi diawali dengan la’alla atau la’allakum, ini menunjukkan bahwa harapan itu tidak mungkin bisa dicapai kecuali dengan kesungguhan, keseriusan,” kata Ustaz Adi.
Dari penjelasan ini, maka bisa disimpulkan bahwa surat ini menunjukkan bahwa tak semua orang akan menjadi manusia bertakwa hanya dengan sekadar berpuasa.
Baca Juga: Sampai Kapan Batas Waktu Ganti Puasa? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Akan tetapi, bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam berpuasa, maka ketakwaan itu bisa didapatkan.
“Ayat puasa dengan kata la’allakum seakan memberi kesan tidak semua orang puasa akan mendapatkan kenaikan takwa,” ucap Ustaz Adi.