Pada salah satu kesempatan, salah seorang jamaah bertanya kepada Ustadz Abdul Somad (UAS) katanya setan dikunci atau dikurung saat Ramadhan, namun kenapa manusia masih berbuat dosa?
"Dibuka pintu langit, dibuka pintu surga, dikunci pintu neraka, setan-setan dibelenggu. Saya suka penasaran, ini hadis katanya setan dibelenggu tapi rumah makan setan buka, maksudnya kaki keliatan muka enggak. Kenapa setan tetap ada?" kata UAS, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Tanya UAS, Rabu (29/3/2023).
Baca Juga: Apakah Menangis Batalkan Puasa? Ini Penjelasan Buya Yahya
UAS melanjutkan, ia kemudian membaca kata-kata dari Imam Nawawi bahwa makna dari pernyataan tersebut bukan secara harfiah setan-setan dikurung selama Ramadha. Maksudnya, saking kuatnya iman seseorang saat berpuasa, setan terbelenggu karena sulit menggoda manusia.
"Setelah saya baca kata Imam Nawawi, kata dia, di situ maknanya setan bukan terikat tapi melihat iman kita (manusia) seolah-olah membuat setan terikat," jelas UAS.
Agar lebih dipahami, UAS memberi sebuah contoh. Contohnya ketika ia mau berceramah namun terlambat hingga ada yang mengganti. Saat sudah ada pengganti UAS diam dan mendengarkan.
Setelah ceremah selesai, pengganti UAS itu berkata bahwa dirinya merasa mulutnya terkunci. Padahal maksudnya bukan mulutnya terkunci, tapi saking groginya sampai tidak bisa berkata-kata.
"Kata setan 'karena kekuatan imanmu, aku merasa terkunci.' Sudah bolak balik ngajak makan, tapi tidak (terpengaruh). Di saat engkau kuat, seolah-olah setan terbelenggu dan terkunci," tukas UAS.