Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ahmad Ali menyatakan bahwa partainya sempat berdiskusi dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Dalam diskusi tersebut, JK menyarankan agar calon wakil presiden (Cawapres) Anies Baswedan berasal dari daerah Jawa Timur.
”Pak JK lebih melihat pada kebutuhan Mas Anies,” terangnya kemarin (27/3).
Menurut Ali, JK berharap sosok cawapres bisa mengisi dan menguatkan suara bagi Anies. Saat ini ada beberapa wilayah yang menjadi kelemahan Anies. Yakni, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca Juga: Jawa Jadi Kunci, Anies Siap Gandeng Cawapres dari Tokoh Jatim?
Karena itu, sosok tersebut harus bisa mengisi kekosongan suara di dua provinsi yang memiliki jumlah suara cukup banyak. Jika ingin menang, maka harus menutupi kekurangan itu. Namun, Ali menyebut, apa yang diusulkan JK baru sebatas kriteria.
Nasdem juga seirama dengan usulan itu. Apakah JK sempat mengajukan nama Gubernur Khofifah Indar Parawansa? Ali enggan menjawabnya.
”Yang jelas, Pak JK mengusulkan kriteria cawapres,” ungkap mantan ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI tersebut.
Ali menegaskan, partai-partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri atas Nasdem, PKS, dan Demokrat akan merumuskannya.
”Nanti Mas Anies yang akan memutuskan,” paparnya.
Baca Juga: Soal Bisikan Cawapres dari JK buat Anies, Mardani Ali Sera: Usulan Itu Layak Dipertimbangkan
Sementara itu, pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menuturkan, elektabilitas Anies cukup kuat di wilayah Sumatera, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan Jogjakarta. Namun, elektabilitas Anies memang masih tertinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Menurut Umam, untuk menang dalam pilpres, capres harus memenangkan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. ”Yang memiliki populasi daftar pemilih tetap (DPT) besar secara nasional,” ucapnya. Untuk bisa meningkatkan elektabilitas Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur, lanjut dia, salah satu solusinya adalah tokoh cawapres dari segmen Nahdlatul Ulama.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO