Gelombang penolakan terhadap Timnas Israel menyebabkan FIFA batal melakukan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang semestinya digelar di Bali pada akhir bulan ini. Pembatalan drawing itu memunculkan kekhawatiran sepak bola Indonesia akan disanksi oleh FIFA.
Agar Indonesia terhindar dari sanksi dan Piala Dunia U-20 2023 tetap berlangsung, timbul usulan Israel dimainkan di kota atau negara lain. Akan tetapi opsi tersebut ditolak oleh pengamat sepak bola yang juga Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali.
Akmal mengatakan venue Piala Dunia U-20 tidak bisa dipindahkan begitu saja tanpa diverifikasi oleh pihak FIFA. Bahkan, dari 10 stadion yang diajukan Indonesia, baru enam yang lolos verifikasi.
"Yang membicarakan kadang-kadang tidak tahu dan tidak paham soal sepak bola. Ketika kita menjadi tuan rumah piala dunia, kita mengajukan 10 Stadion. Diverifikasi terlebih dahulu kemudian lolos 6 Stadion. Bahkan 6 stadion yang lolos saat ini masih ada 2 yang masih diverifikasi karena belum memenuhi standar," kata Akmal Marhali dalam tayangan Obrolan Malam, dikutip Selasa (28/3/2023).
"Eggak bisa seenaknya pindahin misalnya Papua. Ya udah main di Papua saja Israel. Berarti Papua harus diverifikasi dulu stadionnya memenuhi standar atau tidak, termasuk akomodasi transportasinya sesuai dengan standar FIFA," jelasnya.
Bila Piala Dunia U-20 2023 dipindah lokasinya ke negara lain, maka Indonesia juga batal ikut serta. Pasalnya Indonesia lolos ke Piala Dunia U-20 2023 lewat jalur tuan rumah.
"Sudah ada tiga negara yang mau menyambut. Ada Peru, Argentina, dan Qatar. Kalau dipindahkan di negara lain, Indonesia gak ikut Piala Dunia," ujar Akmal.
"Indonesia jadi peserta piala dunia saat ini statusnya sebagai tuan rumah. Kalau dimainkan di Singapura, dia bisa saja minta ikut piala dunia, kan tuan rumah."
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024