Menu


Sejarah Hari Ini: Penangkapan Pangeran Diponegoro, Abadi dalam Lukisan

Sejarah Hari Ini: Penangkapan Pangeran Diponegoro, Abadi dalam Lukisan

Kredit Foto: Kebudayaan Kemdikbud

Konten Jatim, Jakarta -

Tanggal 28 Maret bertepatan dengan salah satu peristiwa besar di masa lalu, yakni ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 1830.

Diponegoro (1785-1855) ialah keturunan Sultan Yogyakarta dan putra tertua Hamengkubuwono III yang dilewati dalam suksesi takhta tetapi tidak melepaskan klaim kepemimpinannya di kalangan priyayi.

Mengutip laman Ensiklopedia Dunia Universitas Stekom Pusat, dengan deklarasi perang suci melawan penjajah dan proklamasi dirinya sebagai Ratu Adil, ia memberontak melawan sultan yang berkuasa dan pemerintah kolonial Belanda.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Berdirinya VOC dan Sejarah Besarnya

5 tahun berikutnya, perang diselenggarakan di sebagian besar wilayah Jawa Tengah dan lebih dari 200 ribu tentara Jawa dan 15 ribu tentara Belanda tewas. Sebagian besar pemimpin pemberontakan ditangkap usai serangkaian kemenangan besar.

Peperangan pun mencapai titik balik yang menguntungkan Belanda.

Pada 28 maret 1830, Diponegoro diundang oleh Letnan Hendrik Merkus de Kock ke wisma keresidenan di Magelang untuk menandatangani perjanjian perdamaian dan mengakhiri permusuhan. 

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Erupsi Gunung Agung Tahun 1963, 1.500 Jiwa Tewas

Tawaran itu pun diterima oleh Pangeran Diponegoro. Pada sehari setelah lebaran, ia beserta pengikutnya memasuki kota Magelang untuk mengadakan kunjungan kehormatan dan persahabatan dengan Jenderal de Kock.

Ia pun diterima dengan kehormatan di ruang kerjanya. Saat ditanya syarat yang diinginkan, Pangeran Diponegoro menghendaki negara merdeka dan menjadi pimpinan mengatur agama Islam di Pulau Jawa.

Ia justru ditangkap setelah sebelumnya dilarang meninggalkan ruangan. Ini terjadi karena kebuntuan dalam negosiasi usai menolak mengakui statusnya sebagai pemuka agama umat Islam se-Pulau Jawa.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Peringatan Hari Matematika Internasional

Setelahnya, dalam pengkhianatan Belanda yang kesekian kalinya itu, Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia untuk kemudian dibuang ke Manado, lantas dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya pada 8 Januari 1855. 

Jenazahnya dimakamkan di kampung Melayu Makassar.

Penangkapan Pangeran Diponegoro tersebut digambarkan dalam sebuah lukisan karya Raden Saleh, yang berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857). Karya ini merupakan versi Saleh terkait karya seniman Belanda Nicolaas Pieneman ‘Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock (1830-1835).

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Peluncuran Satelit Palapa A2 Milik Telkom

Menurut para kritikus, lukisan yang menggambarkan Diponegoro dan de Kock sejajar dengan latar fajar hari baru mengisyaratkan pembebasan masa depan Jawa dari kolonialisme.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024