Ustadz Adi Hidayat menjelaskan posisi yang benar saat shalat berjamaah. Sebagaimana yang diketahui, umat Muslim diperintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf agar shalat lebih khusyu.
Lurus dan rapatnya shaf harus memenuhi unsur istawu dan istaqimu. Dua hal ini merupakan posisi badan yang dianjurkan Rasulullah SAW dalam hadisnya.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Istawu dan Istaqimu, Ucapan Imam Sebelum Pimpin Shalat
Adapun makna dari istaqimu adalah badan tegak lurus, tidak miring ke kanan ataupun ke kiri. Dalam hadist yang tunggal sifatnya, nabi tidak merinci posisi kaki secara detail.
Sementara istawu adalah lebarnya posisi kaki sejajar dengan bahu. Dalam bahasa Arab sendiri istawu berarti seimbang, jadi dapat diartikan bahwa kaki dan bahu tidak terlampau lebar ataupun rapat.
"Istawu itu sejajar, terbuka lebar, dan rapat dengan jamaah lain. Bagaimana cara rapatnya? saat nabi memerintahkan untuk rapat, posisi rapatnya dalam keadaan lurus," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Makannya sering diterjemahkan rapat dan luruskan. Yang lurus bukan jemari bagian depan, tapi tumit bagian belakang," terangnya.
Apabila tumit diluruskan, sambung UAH, maka bahu pasti sejajar dengan jemaah lain. Ini akan berbeda jika yang lurus adalah jari jemari kaki.
"Sebaliknya, kalau jari depan yang lurus, itu pasti bahunya bengkok. Tidak akan lurus dan sejajar karena ukuran kaki macam-macam," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan betapa pentingnya merapatkan shaf. Dia mengatakan bahwa celah yang berada di antara jamaah akan menyebabkan setan masuk ke dalamnya.
"Nabi meminta di suatu hadis untuk merapatkan. Hadis AL Bukhori nomor 618.
Kata nabi, apabila seseorng berada dalam shalatnya, maka setan akan masuk dalam celahnya. Maka dia akan berkata ingat ini, ingat itu. Sampai orang shalat tidak sadar berapa rakaat shalatnya," ujar Ustadz Adi.
"Makannya Anda jangan kaget kalau setelah takbir, yang tidak diingat bisa masuk ke kepala. Yang harusnya diingat malah lupa. Tadinya gak mikir. Tapi setelah takbir masuk semua," jelas dia.
Baca Juga: Ini Pandangan Buya Yahya Mengenai Orang Shalat Sendiri di Belakang Saat Berjamaah
Maka dari itu, Ustadz Adi Hidayat kembali mengingatkan soal posisi kaki yang benar saat shalat, yakni rapat dan luruskan.
"Kata para ulama, akan lebih baik jika posisi kaki bagian depan dan belakang diluruskan. Lebih sempurna cara berdirinya. Kaki depan belakang lurus, lalu tumitnya ditempelkan ke garis," kata UAH.
"Saat shalat silakan berdiri seperti ini. Kaki ketemu kaki, bahu ketemu bahu. Suasana shalatnya berbeda."