Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai kenaikan elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo beberapa waktu terakhir salah satunya hasil dari propaganda dukungan atau endorsement Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini karena terlihat dari tren menguatnya popularitas kedua tokoh ini di berbagai survei.
"Ada asumsi baru jika kenaikan elektabilitas Prabowo hasil dari propaganda yang secara berulang dilakukan oleh Jokowi, begitu halnya dengan Ganjar. Hal ini terlihat karena momentum pergeserannya seiring dengan endorsement Jokowi tersebut," ujar Dedi Senin (27/3/2023).
Baca Juga: Mayoritas Basis PDIP Ingin Ganjar Pranowo Maju sebagai Capres di Pilpres 2024
Namun, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) menilai, endorsement Jokowi ini lebih berdampak besar kepada Prabowo.
Kondisi ini nampak dari beberapa survei yang menunjukan penguatan lebih banyak ke Prabowo Subianto dibandingkan ke Ganjar, meskipun Ganjar masih posisi unggul.
Ini karena jika dilakukan simulasi dua nama atau head to head antara Prabowo dan Ganjar maupun Prabowo dengan Anies Baswedan, maka Prabowo justru unggul.
"Prabowo mendapat dampak lebih besar karena miliki kepastian terusung, sementara Ganjar masih berpolemik dengan PDIP. Jika Ganjar juga alami hal serupa bisa saja dia akan unggul," ujar Dedi.
Menurutnya, Prabowo lebih besar terpengaruh karena mulai mendapat peralihan suara dari loyalis Jokowi. Di sisi lain, Prabowo juga memiliki loyalis pemilih sendiri sebelumnya.
Baca Juga: Tak Ambil Pusing Soal Timnas Israel, NU Solo: Kami Tergantung yang Berwenang Saja
"Terlebih misalnya nanti kemudian relawan Jokowi turut serta memberikan dukungan melalui aktifitas propaganda," kata Dedi.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan