Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said menyebut bahwa Koalisi Perubahan memang mempertimbangkan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang mendampingi Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Deretan nama kandidat cawapres dari tokoh NU pun sempat beredar, sebut saja Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan putri Gur Dur, Yenny Wahid.
Diakui Sudirman, dengan latar belakang organisasi sebesar NU, sejumlah figur memang layak dipertimbangkan sebagai opsi cawapres Anies Baswedan. Namun, ia mengemukakan, opsi dari kalangan NU pun harus tetap memenuhi kriteria cawapres yang telah ditentukan.
Baca Juga: Jusuf Kalla Akui Sodorkan Nama Cawapres ke Anies Baswedan
"NU organisasi yang terbesar sangat layak apabila masyarakat mempertimbangkan itu sebagai suatu opsi. Tapi nanti akhirnya mengerucut pada 5 kriteria itu. Mana yang paling pas," kata Sudirman seperti dikutip Warta Ekonomi-jaringan Suara.com.
Selain itu, ia mengemukakan, ada pertimbangan kerentanan dari masing-masing figur yang terpantau radar kandidat cawapres. Ia melanjutkan, meski basis masa figur besar, jika kemudian memiliki beban hukum akan sangat merepotkan.
"Walaupun basis masanya besar tapi kalau punya backage atau beban urusan hukum itu ya pasti repot."
"Itu kita timbang semuanya, dan mencari yang terbaik, mendengar masyarakat. Insyaallah waktunya masih cukup," katanya.
Untuk diketahui, ada beberapa kriteria cawapres Anies Baswedan. Kriteria tersebut meliputi, pertama, figur yang secara elektabilitas cukup tinggi dan memiliki kerentanan politik rendah.
Baca Juga: PKS: Ada Beberapa Ketum Parpol yang Ingin Jadi Cawapres Anies
Kedua, figur itu diharapkan bisa membantu dalam menjalankan pemerintahan yang efektif. Ketiga, figur yang bisa menjaga keseimbangan koalisi. Keempat, figur yang memiliki visi yang sama dengan capres. Kelima, mampu bekerja sebagai tim dwi tunggal.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan