Menu


Gegara Buat Larangan Bukber Bagi Para Pejabat, Pengamat Sebut Ketidakpercayaan Publik ke Jokowi Meroket

Gegara Buat Larangan Bukber Bagi Para Pejabat, Pengamat Sebut Ketidakpercayaan Publik ke Jokowi Meroket

Kredit Foto: BPMI Setpres/Lukas

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat Politik Rocky Gerung menyoroti larangan buka bersama (Bukber) yang mendapat penolakan dari banyak pihak, tak terkecuali para pejabat pemerintah.

Banyak yang menganggap bahwa larangan itu tak masuk akal jika dibarengi dengan alasan Covid-19, terlebih beberapa waktu belakangan ini acara-acara besar sudah diperbolehkan.

Dengan berbagai penolakan yang didapatkan, Rocky menilai bahwa larangan ini akan membuat publik semakin tidak percaya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta jajarannya.

Baca Juga: Setkab Diminta Bacakan Larangan Bukber, Rocky Gerung: Dia Nggak Tahu Apa yang Dia Baca

Pasalnya, larangan yang dikeluarkan terkesan tidak konsisten dengan berbagai kebijakan pemerintah sebelumnya dan tidak adil jika melihat banyaknya acara besar seperti konser yang diizinkan.

“Ini satu tanda-tanda sosiologis bahwa pertama, ketidakpercayaan publik itu naik terus,” kata Rocky dikutip dari kanal YouTube-nya pada Sabtu (25/03/2023).

 

Selain itu, berbagai argumen terus disuarakan untuk mendukung kebijakan Jokowi dalam melarang bukber. Salah satunya adalah karena isu pejabat pamer kekayaan.

Ketika dikatakan isu pamer pejabat kekayaan sebagai alasan larangan bukber para pejabat, Jokowi justru akan semakin terkena imbasnya karena pernyataan itu dinilai tak masuk akal.

“Jadi, apa pun yang diucapkan sebagai argumen dari Presiden Jokowi dan cunguk-cunguknya ini, cunguk artinya orang yang terus menjilat Jokowi itu, dengan melakukan semacam revisilah atau koreksi, klarifikasi, tetap yang disasar adalah Presiden Jokowi,” ucap Rocky.

Baca Juga: Mantan Ketum Muhammadiyah Sindir Jokowi yang Larang Bukber demi Cegah Covid-19: Bukannya Presiden Sering di Kerumunan?

Mantan dosen Universitas Indonesia itu pun menekankan bahwa bukber merupakan sebuah tradisi untuk menjalin keakraban dan pada umumnya tak ada yang pamer kekayaan.

“Enggak ada orang buka puasa terus buka puasa bawa hadiah Rubicon. Enggak ada orang buka puasa dia bikin hotel mewah dengan Rp20 miliar, misalnya itu,” jelasnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024