Berdasarkan versi Mabes Polri yang didapat dari keterangan Ferdy Sambo, pembunuhan tersebut dilatarbelakangi kemarahan sang jenderal pada ajudannya yang disebut-sebut melecehkan harkat dan martabat keluarga saat di Magelang.
Hal inilah yang disorot Kamaruddin. Ia menilai pengakuan yang dibuat-buat itu makin memperlihatkan Ferdy yang tak paham hukum.
"Kalau Kadiv Propam mengerti hukum, maka laporannya harus di Polres Magelang bukan di Polres Jakarta Selatan. Tapi dia melaporkannya dua-duanya di Polres Jakarta Swelatan karena katanya penodongan senjata dan pelecehan terjadi di rumah di Duren Tiga," ujar Kamaruddin.
Baca Juga: Motif Ferdy Sambo Bunuh Yosua Versi Mabes Polri vs Versi Pengacara, Beda 180 Derajat! Anda Lebih Percaya Mana?
Selain soal lokasi dan kejadian, Kamaruddin juga menyoroti istri Ferdy, yakni Putri Candrawathi yang tetap satu rombongan dengan Yosua saat perjalanan pulang ke Jakarta pada 8 Juli.
Di sisi lain, Ferdy justru pulang sehari lebih awal dengan pesawat.
"Irjen Pol macam apa, Kadiv Propam macam apa yang membiarkan istrinya jalan sama orang yang mengancam," ujar Kamaruddin.
"Tukang becak pun tidak akan membiarkan istrinya jalan dengan orang yang mengancam istrinya," pungkasnya. 
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024
