Bagian dari tim Anies Baswedan, Sudirman Said mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) menjadi salah satu pembahasan yang tak luput dari penentuan calon wakil presiden (Cawapres) bagi Koalisi Perubahan.
Sudirman sendiri menjelaskan bahwa NU merupakan organisasi yang besar sehingga tak mungkin jika partai tak mempertimbangkan suara dari organisasi berlandaskan agama Islam itu.
"NU organisasi yang terbesar, sangat layak apabila masyarakat mempertimbangkan itu sebagai suatu opsi, tapi nanti akhirnya mengerucut pada lima kriteria itu. Mana yang paling pas? kita juga memperhatikan kerentanan politik dari masing-masing orang," ujar Sudirman di Kantor Sekretariat Koalisi Perubahan, Jakarta, Jumat (24/3).
Setidaknya, tim kecil dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengerucutkan lima kriteria untuk pendamping Anies. Pertama adalah sosok yang secara elektabilitas cukup tinggi dan memiliki kerentanan politik rendah.
Baca Juga: Koalisi Perubahan Bongkar Empat Nama Calon Pendamping Anies Baswedan
"Dua, figur itu diharapkan bisa membantu dalam menjalankan pemerintahan yang efektif. Tiga, figur itu bisa menjaga keseimbangan koalisi," ujar Sudirman.
Keempat, sosok tersebut harus memiliki visi yang sama dengan Anies. Terakhir adalah mampu bekerja sama sebagai dwi tunggal, baik saat menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 hingga ketika terpilih sebagai pemimpin periode selanjutnya.
"Itu kita timbang semuanya, dan mencari yang terbaik, mendengar masyarakat. InsyaAllah waktunya masih cukup, seluruh tahapan yang digambarkan dalam timeline dibicarakan dengan sangat terbuka," ujar Sudirman.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Mohamad Sohibul Iman mengatakan bahwa Koalisi Perubahan menyerahkan keputusan terkait calon wakil presiden kepada Anies. Namun, ia tak membantah bahwa sejumlah nama yang beredar dipertimbangkan oleh tim kecil Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
Nama-nama tersebut adalah Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Selanjutnya, ada mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Andika Perkasa, hingga putri dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gusdur, yakni Zannuba Ariffah Chafsoh atau akra disapa Yenny Wahid.
"Ya kan sebetulnya nama-namanya sudah beredar," ujar Sohibul di lokasi yang sama.
Baca Juga: PKS Usulkan Mantan Mentan Jadi Cawapres Anies, Apa Alasannya?
Kendati demikian, tim kecil Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS akan menjaring aspirasi masyarakat terkait cawapres tersebut. Hasil aspirasi tersebut akan disusun menjadi suatu kriteria dari pendamping Anies pada Pilpres 2024.
"Ini akan melanjutkan mendengarkan suara masyarakat untuk mencari calon wakil presiden yang paling pantas mendampingi Bapak Anies Rasyid Baswedan. Memang kami sudah merumuskan mekanisme tentang penetapannya, tapi tetap kami akan mendasarkan utamanya kepada suara-suara dari masyarakat," ujar Sohibul.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024