Menu


Profil Ibnu Sina, Ilmuwan Paling Berpengaruh dalam Islam

Profil Ibnu Sina, Ilmuwan Paling Berpengaruh dalam Islam

Kredit Foto: NU Online

Konten Jatim, Depok -

Agama Islam mungkin lebih dikenal dengan agama yang banyak menyebar dakwah dan bersifat kerohanian ketimbang membuat dampak dalam ilmu pengetahuan di dunia.  Namun, kenyataannya ada banyak sekali ilmuwan yang memiliki latar belakang sebagai Muslim dan menyebarkan penelitiannya di kalangan luas. 

Salah satu ilmuwan yang paling berpengaruh dan memiliki latar belakang Agama Islam adalah Ibnu Sina. Dirinya tidak hanya dikenal di kalangan para Muslim saja, melainkan juga berpengaruh dalam sejumlah kemajuan penelitian di bidang ilmu pengetahuan.

Siapa sebenarnya sosok Ibnu Sina dan apa pencapaiannya dalam dunia ilmu pengetahuan? Berikut profil Ibnu Sina mengutip Britannica pada Jumat (24/3/2023).

Baca Juga: Apa Itu Dalil? Keterangan yang Menjadi Dasar Hukum Islam

Profil Ibnu Sina

Masa Kecil dan Awal Kejeniusan

Memiliki nama asli Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā, sosok ini lahir di wilayah Persia kuno, tepatnya di kota bernama Bukhara pada 980. Menurut kisah pribadi Ibnu Sina tentang hidupnya, seperti yang tertulis dalam catatan murid lamanya al-Jūzjānī, dirinya membaca dan menghafal seluruh Al-Qur’an pada usia 10 tahun. 

Tutor Nātilī mengajarkan Ibnu Sina muda mengenai logika dasar dan dengan cepat dirinya melampaui sang guru. Ibnu Sina kemudian mulai mempelajari penulis Helenistik secara otodidak 

Pada usia 16 tahun Ibnu Sina beralih ke kedokteran, sebuah disiplin yang dia klaim penguasaannya "mudah". Ketika sultan Bukhara jatuh sakit dengan penyakit yang membingungkan para tabib istana, Ibnu Sina dipanggil ke samping tempat tidurnya dan menyembuhkannya. 

Sebagai rasa terima kasih, sultan membuka perpustakaan kerajaan Sāmānid untuknya, sebuah kebajikan yang kebetulan memperkenalkan Ibnu Sina pada ilmu pengetahuan dan filsafat yang sangat melimpah. Ini menjadi awal penunjukan terkait kejeniusan Ibnu Sina di masa muda.

Baca Juga: UAH Dirujak Lagi, Kali ini Gegara Sebut Ibnu Sina Jadi Avicena Hasil Manipulasi Barat, 'Google Translate Gak Bisa Jadi Referensi Terjemahan'

Karir dalam Ilmu Pengetahuan

Ibnu Sina memulai karirnya yang luar biasa pada usia 21 tahun. Diketahui setidaknya ada 240 judul buku yang masih ada menggunakan namanya. Buku-buku karya Ibnu Sina mencakup berbagai bidang seperti matematika, geometri, astronomi, fisika, metafisika, filologi, musik, dan puisi. 

Sayangnya, Ibnu Sina kerap terjebak dalam perselisihan politik dan agama yang menggelora pada zaman itu. Akibatnya, keilmuan Ibnu Sina sempat terhambat oleh kasus-kasus “sepele” macam itu. 

Tetapi, di kota Eṣfahān, tepatnya di bawah sosok bernama ʿAlā al-Dawlah, dirinya menemukan stabilitas dan keamanan yang menghindarinya. Ibnu Sina dapat dikatakan mengalami hari tenang selama waktunya di Eṣfahān, di mana dia diisolasi dari intrik politik.

Baca Juga: Pentingnya Menyeimbangkan Antara Ilmu dan Takwa dalam Hidup

Lebih dari itu, dirinya juga dapat mengadakan sebuah diskusi bersama cendekiawan Muslim lain setiap hari Jumat, mendiskusikan berbagai topik semau mereka. 

Dalam iklim yang menyehatkan ini, Ibnu Sina menyelesaikan Kitāb al-shifāʾ, menulis Dānish nāma-i ʿalāʾī (Buku Pengetahuan) dan Kitāb al-najāt (Buku Keselamatan), dan menyusun tabel astronomi yang baru dan lebih akurat, jauh dari permasalahan.

Masa Tua dan Wafat

Saat ditemani ʿAlā al-Dawlah, Ibnu Sina mengalami permasalahan di perutnya. Dengan pengetahuannya, Ibnu Sina merawat dirinya sendiri dengan menggunakan 8 enema biji seledri yang dikelola sendiri dalam satu hari. 

Namun, persiapan itu baik secara tidak sengaja atau sengaja diubah oleh petugas untuk memasukkan 5 ukuran bahan aktif, bukan 2 seperti yang sudah ditentukan. Akibatnya, terjadilah  ulserasi usus dalam tubuh Ibnu Sina. 

Ternyata, seorang budak mencoba meracuni Ibnu Sina dengan diam-diam menambahkan opium yang berlebihan. Lemah tapi tak kenal lelah, dia menemani ʿAlā al-Dawlah dalam perjalanannya ke Hamadan. Dalam perjalanan dia mengalami perubahan yang parah menjadi lebih buruk, bertahan beberapa saat dan meninggal di bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Apa Itu Mazhab? Pemahaman Cendekiawan Islam soal Hukum Agama?

Ibnu Sina diketahui meninggal pada 1037 di sekitar Hamadan. Hingga saat ini, namanya tersemat sebagai salah satu ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia yang menciptakan banyak terobosan dalam berbagai macam bidang ilmu pengetahuan.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO