Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi mengomentari aksi eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang digadang-gadang nyapres 2024, melakukan ‘salat Jumat’ di Masjid di Surabaya.
Menurutnya, kunjungan salat Anies itu merupakan kampanye terselubung. Pasalnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) pun turut mengimbau agar Masjid Al Akbar tersebut tak dijadikan sarana kegiatan politik.
Namun, kata Dedek, acara itu pun justru tetap berlangsung, bahkan melibatkan banyak minibus dan bus sewaan pendukung Anies yang ditempel poster-poster eks Gubernur itu.
Baca Juga: Anies ‘Kampanye Terselubung’, Dedek Prayudi: Manfaatkan Celah Administratif
Melalui tayangan YouTube COKRO TV yang dikutip pada Kamis(23/3/2023), Dedek juga menyebutkan aturan yang melarang calon presiden menggunakan tempat ibadah untuk kegiatan politiknya.
Hal ini pun, menurutnya, menjadi celah aturan bagi Anies untuk melakukan hal tersebut tanpa dihukum karena belum resmi terdaftar sebagai capres.
“Celah aturan memang membuat Pak Anies dan tim lolos dari sanksi, tapi satu hal yang pasti, publik semakin melihat dan semakin tahu betapa Pak Anies dan tim rela memutarbalikkan logika,” kata Dedek.
Jubir PSI itu juga menyebut Anies rela menginjang filosofi aturan dan mengkhianati akal sehat demi memenuhi syahwat politiknya. “Mungkin, Pak Anies memegang prinsip Machiavelli terkait etika, yaitu etika tidak diperlukan dalam politik,” tutupnya.
Baca Juga: Dedek Prayudi Sebut Massa ‘Salat Jumat’ Anies di Masjid di Surabaya Terlalu Terorganisir
Machiavelli sendiri ialah Diplomat Italia yang mengartikan politik ialah tentang legitimasi kekuasaan, dalam hal ini negara, dan juga harus terlepas dari moralitas bercermin pada situasi negara yang membutuhkan tindakan tersebut.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan