Menu


5 Tindakan Ferdy Sambo untuk Tutupi Fakta Kematian Brigadir J, Ada yang Dilakukan Sendiri, Ada yang Disuruh ke Anak Buah dan Pembantu Rumah

5 Tindakan Ferdy Sambo untuk Tutupi Fakta Kematian Brigadir J, Ada yang Dilakukan Sendiri, Ada yang Disuruh ke Anak Buah dan Pembantu Rumah

Kredit Foto: Ilustrasi

Konten Jatim, Jakarta -

Ada sederet tindakan pelanggaran kode etik yang diduga dilakukan Irjen Ferdy Sambo dalam upayanya menutup-nutupi fakta yang sebenarnya dari kematian ajudannya, Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Tindakan-tindakan itulah yang kemudian menggiring Polri untuk menangkap eks Kadiv Propam mereka itu pada Sabtu (6/8/2022) sore.

Setelah ditangkap, jenderal bintang dua itu langsung dibawa ke Mako Brimob di Kelapa Dua, Depok untuk ditahan di sana.

Ferdy diisolasi supaya tidak menggunakan pengaruhnya untuk menghilangkan dan merusak barang-barang bukti lainnya.

Kontenjatim merangkum 5 tindakan Ferdy Sambo dalam upaya mengaburkan fakta kematian Yosua:

Baca Juga: Tak Kunjung Jadi Tersangka Walau Bukti Sudah Kuat, Apa Karena Irjen Ferdy Sambo Figur Berpengaruh? Tanda-tandanya sih Bisa Dilihat di Sini

1. Memerintahkan mengambil CCTV di rumah dinas dan kompeks perumahan

Setelah kematian Yosua, Ferdy Sambo disebut-sebut langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengambil dan merusak CCTV yang ada di rumah dinasnya.

Tak cuma yang ada di rumah dinas, Ferdy Sambo juga memerintahkan pengambilan dekoder CCTV yang ada di kompleks perumahan rumah dinasnya.

Tindakan ini mengakibatkan proses investigasi menjadi terhambat. Pasalnya, CCTV di rumah dinas bisa menguak apa yang sebenarnya terjadi sebelum kematian Yosua.

Baca Juga: Terkuak, Inilah Nama Penasihat Kapolri yang Diduga Ikut Bantu Ferdy Sambo Ngarang Cerita soal Kematian Brigadir J

2. Mengarang cerita soal kronologi kejadian

Kronologi baku tembak disebut-sebut merupakan hasil karangan Ferdy Sambo yang isunya dibantu seorang penasihan Kapolri.

Adapun penasihat Kapolri yang dimaksud adalah Fahmi Alamsyah, penasihat bidang komunikasi publik.

Keterlibatan Fahmi Alamsyah dalam mengarang cerita soal kematian Brigadir J diduga tanpa sepengetahuan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan lebih karena faktor kedekatannya secara personal dengan Ferdy Sambo.

Dari informasi yang beredar, Fahmi Alamsyah sempat datang ke kantor Divisi Propam di lingkungan Mabes Polri pada Jumat malam, tepatnya beberapa jam setelah insiden maut pada Jumat sore.

Di sanalah, Fahmi Alamsyah dan Ferdy Sambo sama-sama menyusun kronologi karangan yang tak sesuai fakta sebenarnya.

Kronologi hasil karangan itulah yang kemudian disebar, termasuk ke Divisi Humas Polri yang kemudian merilisnya ke media massa pada Senin (11/7/2022) siang.

Baca Juga: 5 Fakta tentang Kuwat, Orang yang Disebut Mahfud MD sebagai Tersangka Ketiga di Kasus Pembunuhan Brigadir J



3. Memerintahkan anak buahnya ikut dalam olah TKP

Proses olah TKP kematian Yosua diketahui turut dihadiri para anak buah Ferdy di Divisi Propam. Padahal olah TKP bukan wewenang mereka.

Kehadiran para anggota Propam itu ditengarai atas perintah Ferdy Sambo.

4. Membersihkan ceceran darah

Ferdy diketahui memerintahkan pembantu rumahnya untuk membersihkan cecerah darah Yosua di lantai sebelum petugas olah TKP datang.

Akibatnya TKP menjadi "rusak" dan menyulitkan petugas untuk mencari petunjuk.

5. Menyita barang bukti, salah satunya menyita pistol guna mengaburkan isi peluru yang tersisa di magasin

Tindakan lain yang dilakukan Ferdy adalah menyuruh anak buahnya untuk menyita barang bukti. Padahal hal ini bukan tugas Divisi Propam.

Salah satu barang bukti yang disita adalah pistol Glock 17 yang dipakai Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharade E.

Tak cuma menyita, anak buah Ferdy juga mengaburkan isi peluru di dalam magasin.

Baca Juga: Ada Kabar Bahagia dari Bharada E Setelah Pengakuan Jujurnya soal Fakta Sebenarnya Kematian Brigadir J, 'Tuhan Yesus Akan Tolong'


Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan