Menu


Komentari Transaksi Mencurigakan Rp349 Triliun, Pengamat Sebut Sri Mulyani Stres Karena Reputasinya Terancam

Komentari Transaksi Mencurigakan Rp349 Triliun, Pengamat Sebut Sri Mulyani Stres Karena Reputasinya Terancam

Kredit Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat Politik Rocky Gerung menyoroti konferensi pers yang diadakan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Rocky sedari awal terlihat heran dengan penjelasan Sri Mulyani yang lebih banyak diwakili oleh Mahfud MD dalam konferensi pers tersebut.

Rocky bahkan mengatakan bahwa Sri Mulyani tengah terganggu secara emosional karena reputasinya tengah terganggu karena isu transaksi janggal Rp349 triliun.

Baca Juga: Mahfud MD: Ceramah Politik Boleh Dilakukan di Rumah Ibadah

“Dia terlihat kaku, dia terlihat stres karena ini menyangkut reputasi dia di Kementerian Keuangan,” kata Rocky dikutip dari kanal YouTube-nya pada Selasa (21/03/2023).

Rocky bahkan mengkritisi tindakan Sri Mulyani yang sama sekali tidak tangguh dalam menghadapi isu yang menerpa lembaganya hingga Mahfud MD harus mewakilinya berbicara. Terlebih ada kabar bahwa Sri Mulyani mengumpulkan influencer untuk bahas masalah Rafael Alun Trisambodo.

 

“Dia kemudian (kumpulkan) influencer untuk jadi juru bicara dia, itu juga ngaco tuh. Sekali lagi keliatan bahwa benteng atau backup Sri Mulyani itu akhirnya terbaca dengan dia mengumpulkan backup influencer,” ucap Rocky.

Sementara itu, dalam konferensi pers yang digelar Mahfud MD dan Sri Mulyani di Kemenko Polhukam, mereka meluruskan isu terkait kejanggalan transaksi senilai Rp349 triliun di Kementerian Keuangan.

Kedunya telah sepakat untuk menyelesaikan laporan masuk mengenai dana yang janggal tersebut. Disampaikan oleh Mahfud MD, laporan mengenai dugaan tindak pencucian uang itu akan segera diselesaikan.

“Kami bersepakat begini akan melanjutkan untuk menyelesaikan semua LHA (Laporan Hasil Analisis) yang diduga sebagai tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari PPATK, baik yang menyangkut pegawai di lingkungan Kemenkeu maupun pihak lain seperti yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak,” ujar Mahfud dikutip dari Kompas pada Senin (20/03/2023).

Baca Juga: Mahfud MD: Pemilu Jadi Proses Mencari Wakil Rakyat yang Baik

Dalam kesempatan itu, Mahfud MD juga meluruskan bahwa transaksi janggal itu bukan Rp300 triliun, tetapi Rp349 triliun seperti yang sudah diteliti.

“Itu tetap dihitung sebagai perputaran uang. Jadi jangan berasumsi bahwa pegawai Kemenkeu korupsi Rp349 triliun, enggak, ini transaksi mencurigakan, dan ini melibatkan ‘dunia luar’,” jelas Mahfud.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024