Menu


Menatap Candi Jawi Pasuruan dan Reliefnya yang Belum Terkuak

Menatap Candi Jawi Pasuruan dan Reliefnya yang Belum Terkuak

Kredit Foto: Instagram/Pesona Alam

Konten Jatim, Jakarta -

Candi Jawi ialah candi dengan arsitektur paduan Hindu dan Budha, dengan bagian puncaknya yang berbentuk stupa. Candi ini terletak di Jawa Timur, tepatnya di Pasuruan.

Candi ini ialah peninggalan Kerajaan Singasari yang menjulang tinggi nan megah, dengan latar pegunungan yang begitu indah. Dalam ‘Candi Jawi’, dijelaskan candi ini dibangun sekitar abad ke-13 dan terletak di kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Prigen.

Inilah bangunan suci yang diperkirakan merupakan tempat penderma Kertanegara raja terakhir Singasari. Tingginya mencapai 24,50 meter, panjang 14,20 meter, dan lebar 9,50 meter yang terbuat dari batu andesit, menurut laman Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Baca Juga: Wisata Sejarah di Candi Penataran Blitar, Menatap Masa Lampau dengan Cara ini

Candi ini konon menjadi tempat pemujaan atau peribadatan. Namun, sejatinya merupakan tempat penyimpanan abu alias pendharmaan dari raja terakhir Singasari, Kertanegara, seperti tersebut sebelumnya.

Di atas lahan seluas 40 x 60 meter persegi, Candi Jawi berdiri dikelilingi pagar bata setinggi 2 meter. Bangunan ini dikelilingi parit yang berhias bunga teratai. 

Bentuk candinya berkaki Siwa dan berpundak Buddha, dengan keseluruhan candi tampak ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah.

Baca Juga: Mengenal Candi Penataran di Utara Blitar, Tampak Halaman, dan Sejarahnya

Atap candi ini ialah perpaduan antara stupa dan kubus bersusun atau meruncing di puncaknya. 

Konon, candi ini sengaja dibangun Raja Kertanegara dengan jauh dari pusat kerajaan, diduga karena kawasan ini banyak ditempati pengikut ajaran Siwa-Buddha yang begitu kuat serta rakyat yang sangat setia di masa lalu.

Dilengkapi relief di dindingnya, Candi Jawi terbilang sangat unik. Sayangnya, belum ada relief yang dapat dibaca hingga saat ini. Pasalnya, pahatannya terlalu tipis dan informasi pendukung yang kurang sehingga relief ini sulit diterjemahkan.

Baca Juga: Jokowi Batal Naikan Tiket Candi Borobudur, Respons Roy Suryo Cukup Satu Kata Ini

Untuk kedua kalinya, Candi Jawi kembali dipugar pada 1938-1941 pada masa pemerintahan Hindia Belanda karena runtuh. Kemudian, perbaikan kembali dilakukan pada 1975-1980 dan diresmikan pada 1982. 

Nahas, arca-arca peninggalan di candi ini sudah hilang karena dipindahkan ke museum dan sebagian lainnya ke tempat-tempat komersial.

Demi melestarikan sejarah, terdapat Pentas Seni Bulan Purnama di komplek Candi Jawi setiap malam bulan purnama. Inilah pertunjukkan seni tari terkait kisah legenda asal muasal candi yang satu ini.

Baca Juga: Agrowisata Bhakti Alam Pasuruan, Wisata Seru Bersama Keluarga

Tari tersebut menceritakan seorang Puteri Bali yang begitu cantik tetapi terpaksa kabur dan tinggal menetap di Jawa karena kecantikannya itu. Pasalnya, banyak raja yang ingin mempersunting dirinya sebagai permaisuri.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan