Ustad Sholeh Mahmoed Nasution alias Ustad Solmed menyebut tradisi ziarah kubur atau nyekar sebelum memasuki bulan Ramadan diperbolehkan dalam Islam. Dia mengatakan, tradisi ini berlandaskan sunah Nabi Muhammad SAW.
"Kita melihat ada satu hadis dari Nabi SAW. Kata nabi, 'Aku pernah melarang orang berziarah kubur tapi sekarang berziarah lah'. Bahkan nabi setiap tahun itu ziarah ke Jabal Uhud dengan para syuhada yang wafat di medan uhud," kata Ustad Solmed.
Baca Juga: Ustad Solmed: Ziarah Kubur Bagian dari Sunah
"Artinya, ziarah kubur itu bagian dari sunnah. Kemudian menjadikan itu sebagai tradisi, berarti kan tradisi yang berlandaskan sunah," tegasnya.
Ustad Solmed menilai, momentum jelang Ramadan hanyalah sebatas pengingat untuk orang-orang agar berziarah kubur ke makam orang tua atau kerabat mereka.
"Ziarah di bulan Syawal boleh, Rajab boleh, Romadhan boleh, kapan aja boleh. Lalu, kenapa Ramadhan dijadikan rame-rame orang berziarah akbar? kadang-kadang sesuatu itu ada momentum sebagai pengingat, sebagai motivasi, sebagai pendorong," ungkapnya.
"Momentum itu menjadi pengingat bahwa ada orang tua yang jasanya besar, ada guru-guru yang kebaikannya juga luas. Sudah kau kunjungi belum? sudah kau doakan belum? Momentum itu kadang perlu dan penting di dalam kehidupan."
Lebih lanjut, ziarah kubur rupanya bisa membahagiakan orang yang sudah meninggal. Ustad Solmed menjelaskan, mayat mampu melihat dan mendengar siapa saja yang datang berkunjung ke makamnya.
Baca Juga: Penjelasan UAS Tentang Ziarah Kubur Jelang Ramadan, Datangkan Hikmat dan Sambung Silaturahim
"Ibnu Hajar Al Haitami menyebut, senang-senangnya mayit itu saat orang yang dia kenal datang berziarah kepadanya. Sebab dikasih emas udah nggak bisa," ucap Ustad Solmed.
"Tapi doa, istighfar, mohon ampun membahagiakan betul buat si mayit yang saat ini kita nggak pernah tahu keadaannya."