Pengamat politik Refly Harun menilai bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri masih dilema untuk menentukan calon presiden (capres) usungan partai yang ia pimpin.
Ada dua sosok yang digadang-gadangkan yaitu Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. Namun Puan hingga saat ini elektabilitasnya tidak tinggi, beda halnya dengan Ganjar Pranowo yang selalu nomor satu di setiap lembaga survei.
Baca Juga: Megawati Sarankan Cari Capres yang Mirip Jokowi, Jhon Sitorus: Pilihannya Cuma Ganjar
Namun di situ juga letak keresahan Megawati terhadap Ganjar. Apakah benar elektabilitas Ganjar setinggi itu? Hal tersebut dikarenakan, kata Refly, Megawati pernah "tertipu" lembaga survei.
"Kalau Ganjar dicalonkan ada dua hal, satu apakah iya dia punya elektabilitas sebagaimana yang disiarkan lembaga survei? Karena kata Rizal Ramli, Megawati pernah "tertipu" ketika enam lembaga survei kemudian me-make up the incumbent right now untuk nomor satu elektabilitasnya," ujar Refly Harun lewat kanal YouTube-nya, Senin (20/3/2023).
Refly melanjutkan, lembaga-lembaga survei tersebut saat itu menggaransi atau mengiming-imingi PDIP jika mengusung Joko Widodo (Jokowi) bisa mendapatkan minimal 27 persen bahkan 30 persen, sama halnya yang diperoleh PDIP pada 1999.
"Tapi persoalannya, ternyata faktanya tidak demikian, memang karena head to head dengan presidential threshold tapi sekali lagi kemenangan itu tidak disertai dengan angka yang dijanjikan sebelumnya," tambah Refly.
Sekadar informasi, beberapa waktu lalu ekonom senior Rizal Ramli di kanal YouTube Refly Harun mengatakan bahwa ia yakin Megawati tidak akan tergoda mengusung figur berdasarkan hasil survei elektabilitas.
Rizal menjelaskan bahwa Megawati pernah terkecoh dengan hasil survei ketika mengusung Jokowi sebagai capres pada Pilpres 2014 dan 2019.
“Yang pertama bilang sama Mega dan Taufiq, ‘Mbak Mega, mohon maaf, kalau Mbak Mega yang maju, kalah. Tapi kalau PDIP dukung Jokowi pasti menang jadi presiden. Yang kedua ada bonus ‘Jokowi effect’, elektabilitas PDIP akan nambah ke 33 persen’” jelas Rizal.
Pada Pilpres 2014, Jokowi terpilih sebagai presiden. Tapi, elektabilitas PDIP hanya naik dari 16,5 persen ke 18,5 persen. Angka tersebut tidak sesuai angka yang disampaikan para lembaga survei.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024