Akademisi dan Intelektual Publik Rocky Gerung mencoba memahami arti dari pertemuan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Rocky sendiri meyakini bahwa pertemuan keduanya dalam acara HUT ke-9 UU Desa menjadi sorotan karena publik mencoba meyakini arti pertemuan tersebut.
Terlebih, Luhut sendiri identik sebagai pihak perantara Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini dalam mengerjakan atau menyampaikan segala sesuatu.
“Kalau kita pahami, Pak Luhut itu adalah proksinya Pak Jokowi di dalam urusan politik praktis, politik kasak-kusuk maksudnya,” ujar Rocky dikutip dari kanal YouTube-nya pada Senin (20/03/2023).
Jika melihat keberadaan Megawati dan Luhut dalam satu panggung dalam pandangan Luhut sebagai proksi Jokowi, maka masyarakat bisa menangkap satu sinyal yang kuat.
Hanya saja, pertemuan ini baru bisa dikategorikan sebagai sinyal. Rocky menjelaskan bahwa pertemuan itu belum menunjukkan adanya suatu poin sehingga ia menduga apa poin yang bisa dipetik di kemudian hari.
“Kita mau tunggu apa poinnya di situ tuh. Apakah Ibu Mega melemah di dalam tuntutannya untuk tetap dalam kondisi Pemilu 2024? Apakah Ibu Mega melemah karena ada tekanan supaya Ganjar diajukan sebagai presiden dari PDIP?” ucap Rocky.
Sementara itu, sederet tokoh hadir dalam acara HUT ke-9 UU Desa yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu (19/03/2023).
Baca Juga: Megawati Pesan Pilih Pemimpin seperti Jokowi, Pegiat Medsos: Hanya Ganjar yang Identik
Acara itu membuat Megawati berada di satu panggung yang sama dengan Luhut dan sejumlah tokoh politik ternama lainnya.
Meski tak berdekatan, Megawati dan Luhut berada di satu baris yang sama dan hanya dipisahkan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO