Menu


Makna Tradisi Ruwahan Menurut Gus Baha

Makna Tradisi Ruwahan Menurut Gus Baha

Kredit Foto: Pexels/Khats Cassim

Konten Jatim, Surabaya -

Ruwahan merupakan tradisi masyarakat Jawa untuk merayakan bulan puasa Ramadhan pada tanggal 15 Sya’ban dimana tradisi Ruwahan ini memiliki banyak kegiatan untuk merayakan Ramadhan.

Gus Baha alias KH Ahmad Bahauddin Nur Salim menjelaskan makna Ruwahan yang jatuh pada tanggal 15 Sya'ban bulan delapan hijriah.

Baca Juga: Apa Itu Hilal yang Selalu Dicari Jelang Puasa Ramadhan?

“Haulnya Nabi Hud di negeri Yaman itu jatuhnya bulan Sya’ban. Sya’ban bahasa jawanya ruwah, terus walisongo kalau doa dibarengkan pas Ruwah. Namanya Ruwahan maksudnya terkait alam ruh," ujar Gus Baha dalam kanal Youtube Santri Kopengan

Kaum Nabi Hud sekarang bergabung dengan Ahqof, Ahqof di Yaman dan makam Nabi Hud di Yaman. Dulu disebut Ad, ketika dihancurkan menjadi kota hantu, kemudian disebut kota Hadramaut. Di zaman Nabi disebut Yaman, tafa'ul, Yaman artinya benar, benar artinya baik, sejak saat itu nama Hadramaut dihilangkan karena kenangannya adalah kota teror atau kota kematian. 

“Menjadi Ruwah sebab sayyid-sayyid yang alim itu mengatakan Ruh (iku) itu Arwah, kena lidah orang Jawa jadinya Ruwah, makanya setiap bulan Ruwah di gunakan untuk kirim do’a” jelasnya.