Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menegaskan partai berlogo pohon beringin ingin kompak dan solid serta siap menghadapi Pemilu 2024. Politisi yang akrab disapa Bamsoet itu juga mengimbau seluruh penduduk tanah air menjaga ketenangan dan toleransi antarumat beragama menjelang pemilu 2024. Nilai toleransi dan kedermawanan seperti yang diajarkan dalam setiap agama.
"Sebagai partai tengah sebagaimana disampaikan Ketua Umum Airlangga Hartarto, posisi Partai Golkar sangat strategis di tengah-tengah dinamika politik menjelang 2024. Seperti kita ketahui bersama, saat ini kita telah memasuki tahun politik. Untuk itu, saya mengajak mengajak seluruh komponen bangsa untuk tidak terjebak pada politik identitas atau pertikaian yang membawa-bawa nama agama. Kita semua adalah anak-anak bangsa yang lahir dari rahim Indonesia. Jangan rusak persaudaraan ini hanya karena Pemilu," ujar Bamsoet, usai menghadiri Silaturahmi Partai Golkar, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Minggu (19/3).
Baca Juga: Golkar Menegaskan Tetap Ikuti Keputusan Munas yang Dukung Airlangga Sebagai Capres 2024
Ketua MPR ini menuturkan, semangat kebersamaan harus selalu dikedepankan oleh seluruh elemen bangsa dalam menghadapi Pemilu 2024. Pemilu sebagai pesta demokrasi rakyat harus dijalankan dengan sukacita, bukan justru berimbas kepada perpecahan bangsa.
"Tidak boleh ada lagi politik identitas yang membentuk polarisasi di tengah masyarakat. Kita pernah merasakan itu dan residunya masih ada sampai hari ini. Partai politik boleh saling bersaing untuk mendapat dukungan masyarakat, tetapi tidak dengan membawa isu agama, suku, ras yang menciderai demokrasi Indonesia," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, politik identitas kerap membuat tokoh agama acap kali dihujat karena berbeda haluan politik. Tidak hanya itu, presiden, petinggi parpol, hingga lembaga negara juga dilecehkan karena politik identitas.
"Politik identitas juga membuat sebagian pihak tidak menganggap adanya program pemerintah. Bahkan akibat hal itu pembunuhan karakter, politisasi agama, hingga isu SARA tumbuh. Mari kita perkuat kembali sendi-sendi politik kebangsaan yang memberi ruang dan penghormatan terhadap kebhinekaan," pungkas Bamsoet.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan