Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dianggap terlalu menyoroti aktivitas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dibandingkan tokoh-tokoh lain yang diprediksi akan maju sebagai capres-cawapres.
Baru-baru ini, Bawaslu bahkan meminta Anies untuk tidak melakukan kegiatan politik di rumah ibadah dan ikut menyoroti kunjungan Anies ke Surabaya.
Sorotan ini seiring dengan isu adanya kegiatan Anies berpolitik di Masjid Al-Akbar Surabaya.
Baca Juga: Khusus Menteri yang Mau Ikut Pilpres, Bawaslu Ingatkan untuk Ajukan Cuti
Terkait hal itu, Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, mengaku heran dengan sikap Bawaslu. Jansen mengatakan, Anies datang ke Masjid Al Akbar untuk salat Jumat.
"Yang saya baca di media dan lihat di video beredar, Mas Anies itu ibadah salat Jumat di Masjid Al Akbar dan kemudian para jemaah banyak yang datang berebut salaman. Masak itu salah?" ucapnya.
"Hal ini saja menurut saya sudah aneh. Harusnya Bawaslu monitoring saja dan melakukan pengawasan, silakan hadir di Masjid Al Akbar sesuai info atau jadwal yang didapatkan. Bawaslu kan bukan peramal, tidak ada fungsi prediktif lalu melarang-larang orang atau menyimpulkan sesuatu apalagi mengatakan melanggar jauh sebelum hal itu terjadi," ucap dia.
Baca Juga: SMS Blast Larang Anies ke Masjid Al Akbar, Kata Bawaslu untuk Cegah Pelanggaran
Dia berpesan agar Bawaslu fokus mengawasi pejabat negara yang mau maju sebagai capres-cawapres di 2024. Menurutnya, hal itu harus diawasi karena ada anggaran dan fasilitas negara yang melekat.
"Ini malah ngawasi Anies terus yang jelas-jelas sudah bukan pejabat negara. Sudah orang biasa. Ada menteri masih menjabat, gubernur masih aktif mutar-mutar ke mana-mana, malah Bawaslu kami lihat diam aja. Ini malah nyoroti Anies terus yang sudah manusia bebas," kritik Jansen.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO