Bakal calon presiden (bacapres) usungan Partai NasDem, Demokrat, dan PKS, Anies Baswedan secara lantang menuding bahwa ada menteri koordinator (Menko) yang ingin mengubah konstitusi.
Terkait hal ini, pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung buka suara.
Dirinya menilai, ucapan Anies itu sebagai teguran kepada sosok pihak yang lantang menyuarakan wacana penundaan pemilu 2024.
Baca Juga: Menko Hanya Ada 4, Lantas Siapa yang Anies Tuding soal Mau Ubah Konstitusi? Ini Kata Rocky Gerung
"Jadi kalau Anies memberi semacam teguran, itu artinya kompetisi betul-betul bisa bebas, nggak ada intervensi lain," ujarnya dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, dikutip Konten Jatim pada Sabtu (18/3/2023).
Tudingan tersebut, sambung Rocky, menjadi tanda bahwa Anies tak mau ada upaya-upaya penundaan pemilu. Sebab menunda pemilu sama saja seperti menundanya menjadi calon presiden (capres).
"Tentu Anies mengantisipasi itu (penundaan pemilu), dia tentu enggak mau ada penundaan sebab menunda pemilu artinya menunda dia untuk jadi calon presiden kan itu soalnya," ucap mantan dosen Universitas Indonesia itu.
Menurut Rocky, tudingan Anies tersebut mengarah pada Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
"Orang pasti menduga-duga dan dugaan itu mengarah pada Pak Luhut pasti itu kan, lebih mudah buat kita duga," ucapnya.
Sebab, menurut filsuf tersebut, Menko Marves adalah orang yang paling getol dalam menyuarakan soal 3 periode Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan pernah bicara soal big data tunda pemilu.
"Kita menduga aja sebetulnya, karena ritmenya kan dari awal begitu soal 3 periode, soal data segala macam," sambungnya.
Baca Juga: Soal Tudingan Ada Menko Ingin Ubah Konstitusi, PDIP ke Anies: Mengada-ada, Jangan Bikin Kegaduhan!
Rocky memaparkan, tudingan Anies kuat dialamatkan untuk Luhut, sebab ketiga Menko lainnya terlalu lemah untuk memikirkan terkait penundaan pemilu seperti itu.
"Ya kalau dari Airlangga ya apa poinnya tuh, terlalu lemah lah Airlangga untuk memikirkan itu, demikian juga Pak Mahfud, demikian juga Pak Muhajir. Memang portofolio mereka adalah Menko, tapi Menko yang plus plus plus hanya Pak Luhut," lanjutnya.
"Jadi kalau Anies ucapkan itu ya pasti terarah pada Pak Luhut yang adalah proxy-nya Pak Jokowi, kan gampang itu membaca itu, jadi kita lengkapkan aja bahwa yang dimaksud Anies adalah Pak Luhut," ucapnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024