Pakar politik Saiful Mujani mengatakan, perbedaan ideologis di Indonesia terbagi secara luas antara nasionalis dan Islamis. Tapi apakah itu akan mempengaruhi arena Pilpres?
“Perbedaan ideologi yang memiliki tradisi panjang di Indonesia, kata Saiful, adalah politik Islam dengan politik nasionalis. Studi ini fokus pada salah satu dimensi polarisasi, yakni Islam versus nasionalis atau Islam versus Pancasila,” ungkapnya, dikutip fajar.co.id dari keterangan tertulis, Jumat (17/3/2023).
Baca Juga: Siapakah Dua Partai Baru yang akan Ikut Mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024?
Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) ini membuat studi, publik diminta untuk memberi skor antara 0 sampai 10 pada dirinya sendiri. Skor 10 artinya menginginkan agar Islam berperan besar dalam kehidupan politik. Sementara 0 berarti menginginkan agar negara diatur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Rata-rata skor yang diperoleh dari studi ini adalah 4,61. Angka ini menunjukkan, bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan lebih pro pada Pancasila.
“Untuk urusan ngatur negara, kecenderungan skornya di bawah 5, lebih cenderung pada Pancasila dan UUD 1945, bukan pada politik Islam,” jelas Saiful.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO