Hubungan PDIP dan Demokrat yang sudah lama tidak bersepakat, kini malah memanas. Pemicunya adalah pidato politik Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengkritik keras pemerintah. Hal ini membuat PDIP dan Demokrat saling serang.
Pidato AHY yang bikin heboh itu disampaikan di hadapan ribuan kader Partai Demokrat di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa lalu. Dalam pidato itu, AHY menyampaikan sejumlah kritik. Mulai dari wacana penundaan pemilu, kebijakan yang kurang berpihak kepada wong cilik, utang yang menggunung, dan lain sebagainya. Pidato itu jadi trending topic di Twitter.
Baca Juga: Politisi PDIP Ajak AHY Berdebat Setelah Kritik Pemerintah, Demokrat: Silakan Saja
Pidato putra sulung Presiden RI ke-6 itu rupanya bikin panas kuping pendukung Presiden Jokowi. PDIP sebagai partai pengusung Jokowi ikutan gerah. Sejumlah kadernya ikutan mengomentari pidato AHY.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ikutan berkomentar. Namun, politisi asal Yogyakarta ini menilai apa yang disampaikan AHY tak pantas ditanggapinya. "Nanti biar Wanto, Ketum Repdem (yang mengomentari)," kata Hasto, kepada wartawan, di Jakarta Rabu lalu.
Wanto yang dimaksud Hasto adalah Wanto Sugito, Ketum organisasi sayap PDIP, Relawan Perjuangan Indonesia (Repdem). Wanto juga merupakan Ketua DPC PDIP Tangerang Selatan.
Politikus senior PDIP, Junimart Girsang juga tak tahan untuk tak komentar. Wakil Ketua Komisi II DPR itu meminta AHY membuktikan program pemerintahan mana yang tidak berdampak pada wong cilik itu. Menurut dia, di daerah pemilihannya di Sumatera Utara justru banyak wong cilik yang senang dengan Pak Jokowi. Bahkan mereka berharap Pak Jokowi bisa lanjut lagi menjadi presiden meski tidak bisa lagi.
"Itu lah bagaimana rakyat itu wong cilik sangat sayang dengan Pak Jokowi," kata Junimart, di di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Baca Juga: Demokrat soal Duet Prabowo-Ganjar: Parpol Mana yang Usung?
Politisi PDIP Adian Napitupulu ikutan komentar. Menurut mantan aktivis 98 itu, pidato AHY itu menunjukkan kalau AHY tidak percaya dengan kader Demokrat yang ada di DPR karena tak bisa memperjuangkan aspirasinya. "Ini kan seperti curhat terbuka AHY," kata Adian, kemarin.
Menanggapi serangan itu, Waketum Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas ikutan membela. Menurut dia, apa yang disampaikan kakaknya sejalan dengan temuan para kader saat turun ke lapangan.
Salah satunya adalah kelangkaan pupuk yang masih menjadi persoalan klasik dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan lapangan kerja yang terbatas dan kemiskinan. Bahkan menurut dia, untuk menangani permasalahan ini, pemerintah harus menerapkan kembali dan bahkan memperluas berbagai kebijakan warisan masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah terbukti mampu menjaga daya beli masyarakat.
Sekadar latar saja, AHY menyampaikan sejumlah kritik kepada pemerintahan Jokowi. Salah satunya soal pembangunan proyek infrastruktur. Menurut dia, pembangunan itu tidak berdampak bagi rakyat kecil dan malah membebani anggaran negara. Mantan tentara berpangkat mayor ini mengulas utang negara yang makin menumpuk. Kata dia, utang negara yang delapan tahun terakhir ini sudah naik mencapai 3 kali lipat. Di awal 2023 yang utang RI mencapai Rp 7.733 triliun.
"Faktanya pula lagi-lagi ada pihak yang berdalih bahwa rasio hutang masih aman, Kini kita kesulitan menghadapi tekanan dan sejatinya rakyat juga yang akan menanggung hutang lewat pajak yang mereka bayar," jelas dia.
AHY menegaskan di tengah keterbatasan anggaran tersebut, janganlah memberikan beban tersebut kepada rakyat sepenuhnya ditambah lagi pengelolaan pajak belum dilakukan dengan baik bahkan rawan disalahgunakan sampai hari ini.
Direktur Eksekutif Voxpol Research Center, Pangi Syarwi Chaniago tak heran jika pidato AHY itu langsung memicu pertikaian dengan PDIP. Kata dia, hal ini tak lepas dari peristiwa masa lalu yang tampaknya belum bisa dilupakan. Faktor masa lalu yang dimaksud adalah hubungan SBY dan Mega yang mendingin sejak 2004. Sejak kejadian itu, setiap ada pemantik dengan mudah kedua parpol berseteru.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO