Pengamat politik dan ahli hukum tata negara Refly Harun menyebut, pemecatan terhadap guru Cirebon pengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) dinilai berlebihan.
Sebab, menurut Refly, kritikan tersebut biasa saja. Terlebih apabila yang dipersoalkan adalah kata 'maneh' yang digunakan.
Ia menyayangkan adanya pemecatan itu, menurutnya, sekolah lah yang harusnya bangga memiliki guru yang kritis seperti Sabil.
"Guru dipecat gara-gara kritik Ridwan Kamil, gimana kalau sudah jadi presiden atau dengan jabatan yang lebih tinggi?" ujarnya di kanal YouTube Refly Harun, dikutip Konten Jatim pada Jumat (17/3/2023).
"Justru harusnya sekolahnya bangga bahwa ada guru yang kritis, emang guru nggak boleh mengkritik kekuasaan?" sambungnya.
Dirinya lantas menyayangkan sikap RK yang melapor ke SMK Telkom Sekar Kemuning, sebab sikapnya itu dinilai menjadi trigger atau pemicu dari tindakan pemecatan terhadap Sabil.
"Karena akun Instagramnya yang melakukan direct message ke sekolah, itu yang menjadi trigger kenapa kemudian dia dipecat," kata Refly.
Refly menilai, seharusnya RK yang merasa berterima kasih atas kritikan tersebut.
"Justru Ridwan Kamil harus berterima kasih kepada yang bersangkutan karena sudah mengingatkan," ucapnya.
Kejadian ini, tutur Refly, dapat menjadi pembelajaran bahwa menjadi pejabat publik seharusnya tidak mudah tersinggung dan terpancing emosi atas kritikan, terlebih lagi apabila mereka aktif dalam bersosial media.
"Ini pelajaran ya, menjadi pejabat publik agar jangan mudah tersinggung," ungkapnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO