Menu


Tak Setuju Dibilang Curi Start Kampanye, Anies: Ini Adalah Head Start

Tak Setuju Dibilang Curi Start Kampanye, Anies: Ini Adalah Head Start

Kredit Foto: Antara/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Konten Jatim, Jakarta -

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bantah dirinya melakukan start kampanye atau berkampanye lebih dahulu dengan kerap mendatangi berbagai wilayah di Indonesia.

Anies menyatakan bahwa dirinya bukan mencari kesempatan untuk melakukan kampanye. Ia pun menegaskan berulang kali bahwa apa yang ia lakukan bukan mencuri start.

"InsyaAllah pertemuan ini jadi awalan, hari ini yang kita miliki sesungguhnya bukan mencuri start. Kalau mencuri start itu kesannya seperti tengok kanan-kiri, cari kesempatan nyelonong gitu, bukan. Ini adalah head start, bukan mencuri start," ujar Anies dalam acara dialog kebangsaan yang digelar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya, Kamis (16/3) malam.

Ia menganalogikan 'head start' tersebut seperti program akselerasi di sekolah. Menurut Anies, yang melakukan akselerasi tersebut bukan dirinya, melainkan tiga partai politik pengusung, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Baca Juga: Bukan Antikritik, Anies Dianggap Tokoh yang Layak Memimpin

"Yang akselerasi itu bukan saya, yang akselerasi itu tiga partai ini, tiga partai ini melakukan akselerasi. Karena tiga partai ini memikirkan hari ini, tiga partai ini bisa kemana-mana dengan leluasa," ujar Anies.

"Ini adalah sebuah gate awal, bukan semata-mata nganggur. Ini akselerasi, hanya mereka yang siap yang memutuskan bergerak lebih awal," sambung mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menolak laporan dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan bakal capres Partai Nasdem, Anies Baswedan di Masjid Raya Baiturrahman Aceh. Kendati demikian, Bawaslu menilai kegiatan safari politik Anies itu tidak etis.

"Ditinjau dari sisi etika politik, kegiatan safari politik yang dilakukan Anies Baswedan dapat dipandang sebagai tindakan yang kurang etis," kata Komisioner Bawaslu RI Puadi saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (15/12).

Puadi menjelaskan, kegiatan safari politik Anies ke sejumlah provinsi itu tidak etis karena masuk kategori kampanye terselubung. Selain itu, safari politik itu juga "terkesan mencuri start" kampanye capres Pemilu 2024. Untuk diketahui, masa kampanye Pemilu 2024 baru akan dimulai pada akhir tahun 2023.

Baca Juga: Anies Baswedan Tidak Hadapi Kritik dengan Tindakan Represif, Pegiat Medsos: Sangat Layak Memimpin Negeri

Lebih lanjut, Puadi mengatakan, bahwa publik telah mengetahui Anies Baswedan merupakan bakal capres yang diusung gabungan partai tertentu. Dengan begitu, publik tentu bisa saja memaknai safari politik itu sebagai kegiatan kampanye untuk meningkatkan elektabilitas Anies.

"Hal tersebut jelas bertentangan dengan prinsip kesetaraan dan keadilan bagi semua pihak yang hendak berkontestasi dalam pemilu," ujar Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu itu.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.