Menu


Guru SMK Cirebon Dipecat usai Kritik Ridwan Kamil, Begini Rangkaian Kesalahan Fatal Sabil versi Pihak Sekolah

Guru SMK Cirebon Dipecat usai Kritik Ridwan Kamil, Begini Rangkaian Kesalahan Fatal Sabil versi Pihak Sekolah

Kredit Foto: Twitter/Ridwan Kamil

Konten Jatim, Jakarta -

Guru honorer SMK di Cirebon bernama Muhammad Sabil (34) dipecat dari sekolah tempatnya mengajar usai mengkritik Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.

Sabil yang dihentikan kerja samanya sebagai guru di SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon setelah kasusnya viral, ternyata sudah pernah menerima dua kali surat peringatan dari sekolah tempatnya mengajar.

Wakasek Kurikulum dan SDM SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Cahya Haryadi pun menjelaskan kronologis keluarnya surat peringatan (SP) ketiga terhadap Sabil, yang berarti penghentian kerja sama antara SMK Telkom Sekar Kemuning dengan Sabil.

Baca Juga: Guru SMK Cirebon Dipecat usai Berikan Kritik, Ridwan Kamil: Ini Jadi Pelajaran

"Pada dasarnya, tidak ada sifat yang tiba-tiba. Semuanya merupakan rangkaian. Secara tertulis, ini adalah surat yang ketiga untuk Sabil," kata Cahya, Kamis (16/3/2023).

Cahya menyebutkan, SP kesatu diberikan pada September 2021 dan masih terkait etika. SP itu diberikan karena Sabil mengeluarkan kata-kata kasar kepada peserta didik dan orang tuanya tidak terima. "Kita kemudian laporkan kepada yayasan karena yang mengeluarkan SP adalah yayasan. Dan yayasan mengeluarkan SP 1," kata Cahya.

Sebulan kemudian, tepatnya Oktober 2021, ada kejadian lagi yang dilakukan Sabil terkait etika, yang membuatnya diberikan SP kedua. Ia  merokok di ruang guru. Padahal, ada aturan bahwa guru tidak boleh merokok di lingkungan sekolah.

Cahya mengatakan, pihaknya memiliki CCTV untuk mengontrol ruangan-ruangan yang ada di sekolah. Namun, Sabil mematikan CCTV itu untuk menghilangkan bukti bahwa dia merokok di ruangan tersebut.

Selain kedua peristiwa itu, lanjut Cahya, pihaknya juga menerima beberapa informasi lainnya terkait perilaku Sabil. Di antaranya, adanya kalimat atau ucapan Sabil ketika di kelas, yang kurang pantas diucapkan oleh seorang pendidik. Sabil juga disebutkan sering tidak hadir di kelas. "Dan kita kasih (teguran) secara lisan, bukan tertulis. Kalau SP-nya cuma dua," terang Cahya.

SP ketiga akhirnya dikeluarkan oleh Yayasan Miftahul Ulum, pengelola SMP, SMA, SMK Telkom Sekar Kemuning Cirebon, setelah viralnya komentar Sabil dalam postingan Ridwan Kamil di Instagram.

Baca Juga: Guru SMK Cirebon yang Mengkritiknya Dipecat, Ridwan Kamil Bantah Dirinya Antikritik

Meski demikian, Cahya menyatakan, dalam SP ketiga itu tidak ada sama sekali kata-kata yang menunjukkan bahwa Sabil diberikan SP gara-gara menjawab postingan gubernur dengan kalimat yang tidak sopan.

Cahya mengungkapkan, keluarnya SP ketiga itu tidak ada kaitannya dengan komentar Sabil kepada gubernur. Pihaknya sebelumnya memang telah memiliki catatan mengenai Sabil terkait etika. "Ada peraturan yayasan, kalau mendapatkan peringatan sampai tiga kali, itu otomatis mengundurkan diri. Jadi terlepas ada kejadian kemarin, itu sebenarnya faktor waktunya yang bersamaan," tutur Cahya.

Meski demikian, pihak Yayasan Miftahul Ulum yang diwakili Elis Suswati, mengungkapkan bahwa pihaknya masih membuka pintu jika Sabil ingin kembali mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning. "Kami membuka seluas-luasnya kepada Pak Sabil, jika ingin bergabung lagi mengajar di kami. Itu tidak masalah sepanjang beliau bisa mengikuti aturan yayasan," jeas Elis.

Muhammad Sabil Fadhilah seperti diketahi viral usai membuat status 'maneh' di kolom komentar Instagram Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil. Dia mempertanyakan kapasitas Ridwan sebagai gubernur Jabar atau kader Partai Golkar saat mengisi acara tersebut.

Ridwan yang membalas komentar Sabil kemudian menaruh komentar tersebut di atas (pinned) hingga mengirim tangkapan layar itu ke akun Instagram Yayasan Miftahul Ullum yang menaungi SMK Telkom Sekar Kemuning.

Namun ternyata Sabil merupakan pengagum mantan wali kota Bandung tersebut.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Figur Anti Kritik Bukanlah Pemimpin

Hal itu ditandai dengan unggahan Sabil di akun Instagram @sabilfadhillah yang memajang fotonya bersalaman dengan Ridwan. "Wilujeng Kang Emil @ridwankamil atas perolehan suara tertinggi quick count Pilkada Jabar," kata Sabil pada 27 Juni 2018.

Dia memajang status itu dengan memasang foto yang sebelumnya sudah diunggah pada 3 Januari 2016. Sabil seolah bersyukur dan merayakan kemenangan Ridwan pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum. Ironisnya, kini ia harus kehilangan pekerjaan setelah disentil balik oleh idolanya itu.

Sementara, Gubernur Ridwan Kamil menegaskan, dirinya bukan sosok pemimpin yang menolak mendapatkan kritikan dari pihak luar, termasuk yang dilontarkan oleh Muhammad Sabil Fadhilah.  "Saya tidak antikritik, saya terbuka, sudah ribuan kritik masuk. Seorang pemimpin tidak boleh antikritik, makanya saya tidak mengeluarkan statement yang antikritik," kata eks wali kota Bandung itu di Kota Bandung, Provinsi Jabar, Kamis (16/3/2023).

Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat Wilayah X, Ambar Triwidodo menyebut Sabil belum dikeluarkan. "Dapodik itu belum dikeluarkan, bisa dicek, masih ada," ujarnya, Kamis (16/3/2023).

Sabil selama ini mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning Cirebon. Selain itu, dia juga sempat mengajar di SMK Ponpes Manbaul Ulum Cirebon. Namun, Sabil sudah tidak mengajar lagi di SMK Ponpes Manbaul Ulum sejak dua tahun yang lalu. Meski demikian, Dapodik Sabil masih ada di Manbaul Ulum.

Ambar menyatakan, untuk mengeluarkan data seorang guru dari Dapodik, perlu persetujuan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. "Keluar itu harus ada approve dari fasilitator Dapodik di provinsi dan provinsi tidak pernah mengeluarkan itu. Walaupun dari sekolah sempat dikeluarkan, kami tidak meng-approve, maka yang bersangkutan tetap data ada di Dapodik," tegas Ambar.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dicap Anti-kritik, Buntut Pro Kontra Guru di Cirebon Dipecat

Ridwan menuturkan, setiap kritikan atau pertanyaan dari pihak luar yang ditujukan kepada dirinya di jagat maya selalu dibalas berdasarkan lontaran gaya masyarakat tersebut. "Kalau keliru saya jawab dengan data. Kalau bercanda saya jawab dengan bercanda. Bahwa ada pihak sekolah yang merespons berbeda, itu jadi momentum peraturan mereka," kata Ridwan.

Karena itu, saat Muhammad Sabil Fadhilah mengkritiknya di Instagram dengan menggunakan kata 'maneh' yang artinya kamu dalam tingkatan tidak sopan, Ridwan menggaku hanya memerintahkan yayasan sekolah untuk cukup mengingatkan saja. Dia pun meminta hal itu berhenti sampai di situ.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.