Menu


Nasdem Harus Bayar Mahal Jika Batal Usung Anies

Nasdem Harus Bayar Mahal Jika Batal Usung Anies

Kredit Foto: Tangkapan Layar YouTube

Konten Jatim, Jakarta -

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, mengatakan, Partai Nasdem mesti membayar mahal apabila batal mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai capres. Selain keterpurukan image partai yang akan kena efek elektoral buruknya, juga citra Surya Paloh sebagai ketua umum partai tersebut yang akan rusak.

Hal ini disampaikan Toto terkait dengan isu adanya potensi pembatalan Anies Baswedan sebagai capres yang diusung Nasdem. Hal itu terkait bukan hanya soal adanya isu ancaman reshuffle menteri terhadap dua kader Nasdem, Sahrul Yasin Limpo dan Johnny G Plate, masing-masing menteri pertanian dan menkominfo, juga soal isu ancaman akan dijadikan tersangka lewat Kejaksaan Agung.

Baca Juga: Dampak Isu Reshuffle yang Seret Partai NasDem, Mentan Syahrul Akui Dirinya Mulai Dijauhi

“Dua rumor itu bisa saja terjadi, baik reshuffle maupun menjadi tersangka,” ujar Toto dalam siaran pers, Kamis (16/3/2023). 

Namun, menurut dia, jika itu dilakukan, justru blunder yang akan terjadi pada pemerintahan Jokowi. Karena ini dilakukan pada momentum yang tidak tepat. Sehingga, opini publik akan dengan mudah menyimpulkan bahwa Partai Nasdem terzalimi.  

“Jika itu yang terjadi, Partai Nasdemlah yang akan menerima berkahnya. Itu sama saja Pak Jokowi sedang memberi angin segar buat partainya Pak Surya Paloh menjadi semakin besar. Setidaknya partai tersebut akan menjadi tempat berkumpulnya pemilih yang tak puas kepada Jokowi semakin solid,” kata Toto.

Atas dasar itulah, peneliti senior LSI Denny JA ini melanjutkan, terlalu mahal jika Surya Paloh dengan Nasdemnya harus mengalah terhadap isu ‘ancaman’ yang beredar itu dengan membatalkan pencalonan Anies sebagai presiden.  

Toto menjelaskan, ada dua biaya mahal yang harus dibayar. Pertama, terpuruknya image Partai Nasdem yang kehilangan nyali dan idealismenya. Sehingga berefek juga pada rontoknya elektabilitas partai tersebut. Kedua, sudah pasti berimbas juga pada rusaknya citra Surya Paloh sebagai tokoh partai yang selama ini dikenal memiliki idealisme tinggi.

“Coba bayangkan, Surya Paloh yang di awal-awal sangat menggebu mendukung Anies, tiba-tiba membatalkan karena tak tahan dengan tekanan. Pasti citra beliau akan rusak. Ditambah lagi, akan makin bertambahnya musuh dari partai yang selama ini akan diajaknya koalisi,” ujarnya.

Baca Juga: Pertemuan Luhut dan Paloh Diduga soal Pencapresan Anies: NasDem Terus Menerus Diganggu dan Dibujuk

Karena itu, Toto berharap, untuk kepentingan terjadinya kontestasi politik yang sehat pada Pilpres 2024 nanti, ditemukan jalan tengah yang membuat Anies tetap maju sebagai capres. Sehingga, publik benar-benar disuguhi pilihan yang lebih banyak, minimal dua pasang, sesuai dengan hasil aneka lembaga survei.

“Survei itu kan menggambarkan kecenderungan pemilih terhadap figur yang akan dipilihnya. Dan dari hasil sejumlah survei, hanya tiga figur yang kuat, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo, dan Anies Baswedan. Nah, bagusnya, biarkan saja mereka bertarung dengan sehat dan biarkan rakyat memilihnya dengan bebas. Itulah demokrasi,” kata Toto.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.



Berita Terkait