Menu


Jangan Dilakukan! Ini 6 Mitos Gunung Agung yang Misterius

Jangan Dilakukan! Ini 6 Mitos Gunung Agung yang Misterius

Kredit Foto: Instagram/Tauch Terminal Resort Tulamben

Konten Jatim, Depok -

Gunung Agung merupakan gunung api tertinggi di Pulau Bali. Masyarakat sekitar dan turis mengenal gunung api ini akan keindahannya dan panorama dari puncak gunung yang mempesona dan seakan tidak pernah bosan untuk dipandang.

Meskipun demikian, Gunung Agung memiliki sejumlah legenda dan mitos yang menyelimutinya. Beberapa mitos ini bahkan dipercaya akan membawa petaka bagi para pendaki atau turis yang ngeyel dan tidak “menghormati” gunung api ini.

Menyadur Suara.com pada Kamis (16/3/2023), inilah beberapa mitos Gunung Agung yang terbilang misterius dan alangkah baiknya dihindari jika suatu saat memiliki rencana berkunjung ke salah satu destinasi wisata favorit orang-orang ini.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Erupsi Gunung Agung Tahun 1963, 1.500 Jiwa Tewas

Mitos Gunung Agung

1. Jangan Pakai Emas saat Berkunjung

Pendaki atau turis diimbau untuk tidak mengenakan perhiasan emas saat mendatangi Gunung Agung. Energi dari perhiasan emas disebut akan mengganggu energi dari dalam gunung yang nantinya akan membawa petaka bagi si pemakai emas.

2. Dilarang Bawa Daging Babi atau Daging Sapi

Larangan selanjutnya adalah untuk tidak membawa daging babi atau daging sapi. Apalagi daging sapi, yang merupakan hewan sakral dalam kepercayaan Hindu. Gunung Agung sendiri dipercaya sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewa Hindu sehingga jangan sampai membuat para dewa tersinggung dengan membawa daging sapi ke sana.

3. Tidak Mendaki di Hari-Hari Tertentu

Di Gunung Agung, ada sejumlah hari di mana orang-orang tidak dianjurkan untuk berkunjung atau mendaki. Hari-hari yang dimaksud yaitu Sabtu Kliwon, Rabu Wage dan Selasa Kliwon. Hari-hari tersebut merupakan payogaan Ida Bhatara di Gunung Agung yang membuat situasi Gunung Agung kurang kondusif untuk dikunjungi.

4. Jangan Sebut Kata Puyung

Kata “puyung” di Bali memiliki kata “kosong” atau “hampa”. Ketika musim panen buah belanding dan masyarakat sana menyebut kata tersebut, maka hasil panen mereka malah jadi hilang atau “kosong”. Amat disarankan wisatawan untuk tidak mengatakan kata tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak-tidak.

Baca Juga: Inilah 5 Alasan Kenapa Bali Banyak Dikunjungi Turis Asing

5. Dilarang Menekan Lutut

Jika melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung setelah melewati Pura Tirta Mas, pendaki tidak diperbolehkan untuk menekan lutut. Jika hal itu dilakukan, maka mereka tidak akan pernah bisa mencapai puncak dan itu masih terbukti sampai saat ini.

6. Tidak Berkunjung saat Piodalan Pasar Gunung Agung

Piodalan Pasar Gunung Agung adalah upacara penduduk Gunung Agung untuk menyucikan lokasi tempat mereka tinggal. Orang-orang luar dilarang berkunjung saat upacara berlangsung agar mereka tidak terganggu oleh hal-hal mistis yang bisa membahayakan.

Baca Juga: 5 Kelakuan Turis Asing di Bali Yang Bikin Resah Warga

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024