Menu


Sejarah Hari Ini: Erupsi Gunung Agung Tahun 1963, 1.500 Jiwa Tewas

Sejarah Hari Ini: Erupsi Gunung Agung Tahun 1963, 1.500 Jiwa Tewas

Kredit Foto: Instagram/Tauch Terminal Resort Tulamben

Konten Jatim, Depok -

Sejarah hari ini, tepatnya pada Kamis (16/3/2023), merupakan hari kelam bagi masyarakat Pulau Bali. Pada tanggal ini, terjadi erupsi Gunung Agung tahun 1963 yang saat itu menewaskan ribuan penduduk pulau berjuluk Pulau Dewata.

Menyadur beberapa sumber berbeda, berikut penjelasan dan kronologi terkait erupsi gunung api tertinggi di Pulau Bali tersebut:

Baca Juga: Selalu Ramai, Berikut 6 Lokasi Favorit Turis Asing di Bali

Erupsi Gunung Agung Tahun 1963

Awal Mula

Perlu diketahui pada saat ini, Gunung Agung masuk ke dalam kategori gunung api aktif. Meskipun demikian, gunung api ini terakhir mengeluarkan aktivitas vulkanik pada 2018 silam, sempat membuat masyarakat setempat mengungsi akibat asap dan lahar dingin yang dikeluarkannya.

Namun, hal tersebut bisa dibilang tidak sebanding dengan erupsi Gunung Agung tahun 1963. Saat itu, Gunung Agung jauh lebih aktif dibandingkan sekarang dan tertangkap beberapa kali memiliki aktivitas vulkanik di dalamnya.

Letusan ini bermula pada Februari 1963. Di bulan tersebut, Gunung Agung mengeluarkan abu panas, gas dan belerang ke udara yang bahkan dikabarkan mencapai Greenland di Eropa. Gunung Agung juga sempat mengeluarkan lahar dingin.

Letusan Utama

Namun, setelah “hanya” sekadar” mengeluarkan abu panas, akhirnya Gunung Agung mulai meletus dan mengeluarkan lebih banyak abu vulkanik dan partikel debu daripada sebelumnya. Peristiwa ini berlangsung pada 16 Maret 1963.

Dan sehari berselang, barulah Gunung Agung mengalami letusan utama yang sayangnya, terjadi begitu mendadak. Tidak sedikit penduduk yang belum berhasil menyelamatkan diri namun sudah terlebih dahulu tewas akibat bencana alam ini.

Data menyebutkan paling tidak ada sekitar 1.100 sampai 1.500 jiwa yang meninggal dalam peristiwa erupsi ini. Peristiwa tersebut juga membuat 100 ribu jiwa dievakuasi dari sekitar lokasi letusan dan menyebabkan ribuan pemukiman rusak berat. Sekitar 225 ribu orang juga dikabarkan kehilangan penglihatannya.

Baca Juga: Di Mana Lokasi Gunung Semeru Yang Baru Mengalami Erupsi?

Akhir Letusan

Erupsi Gunung Agung masih terus berlanjut sepanjang tahun. Meskipun skalanya tidak sebesar pada letusan utama, Gunung Agung ini secara konsisten mengeluarkan abu vulkanik dan lahar dingin, membuat masyarakat tidak bisa tinggal di sekitar gunung api dalam jangka waktu lama.

Pada akhirnya, disebutkan kalau Gunung Agung berhenti melakukan aktivitas vulkanik pada Februari 1964, setahun pasca kali pertama gunung api meletus kecil.

Sampai sekarang, erupsi Gunung Agung di Bali dianggap sebagai salah satu peristiwa gunung meletus paling buruk di Indonesia. Pengamat menyebut setelah tahun 1963, agak sulit melihat Gunung Agung mengalami erupsi sehebat itu.

Baca Juga: Stratovolcano, Bentuk Gunung Semeru Yang Membuatnya Lebih Berbahaya Saat Meletus

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024