Pertemuan-pertemuan politik antar pimpinan parpol semakin sering terjadi menjelang pemilu tahun 2024. Tujuannya adalah membangun koalisi bersama, atau setidaknya mencapai mufakat, agar pemilu berjalan damai, aman, adil. dan jujur.
Seperti yang dilakukan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar. Dia menerima kunjungan jajaran DPP Partai Bulan Bintang (PBB), di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (16/3).
Baca Juga: Yusril Sebut Nama Bu Mega Saat Ungkap Peta Koalisi Pilpres 2024
Kunjungan elite PBB itu dipimpin oleh Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra.
Muhaimin mengungkapkan, PBB bukan rekan baru bagi PKB di perpolitikan nasional. Terlebih, PBB merupakan partai koalisi dari Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Sebenernya koalisi PKB dan PBB ini sudah berkoalisi di kementerian, satunya menteri, satunya wamen. Semoga setelah ini lebih ditingkatkan lagi,” kata Muhaimin saat bertemu dengan jajaran elite PBB.
Pria yang karib disapa Cak Imin ini mengaku bersyukur, kerja sama yang terjalin antara PKB dan PBB berjalan baik. Hal ini tentunya dapat membawa suasana politik lebih baik.
“Saya beryukur kerjasama dengan PBB juga berjalan dengan baik untuk membawa susana lebih baik. Karena PKB dan PBB ini kekhawatirannya sama yaitu soal kecurangan. PBB pun sudah membuat antisipasi dengan membuat laskar anti kecurangan untuk mengantisipasi itu,” ungkap Cak Imin.
Baca Juga: Sama-Sama Partai Islam, Pengamat Menilai PBB dan PPP Berpeluang Besar Berkoalisi di Pemilu 2024.
Sementara itu, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan, kedatangannya ke kantor DPP PKB dalam melakukan safari politik. Ia mengaku, sudah bersahabat dengan PKB sejak era Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
“Semoga silataruhami ini semakin meningkatkan, saling pengertian yang lebih baik. Karena PKB sejak zaman Gus Dur itu susah dilupakan,” ujar Yusril.
Dalam kontestasi politik ke depan, Yusril mengharapkan, KPU bisa mengantisipasi terjadinya potensi kecurangan. Ia pun bernostalgia, PBB selalu satu napas dengan PKB dalam menentukan arah politik.
“Saya harap KPU bisa bebas dari kecurangan. Kami cerita dikit tahun 1999 kita solid mengusung Pak Abdurrahman Wahid dan pada 2001, pada waktu ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) jadi presiden, kami berunding lagi pada waktu itu di Hotel Sultan,” pungkas Yusril.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan