Menu


Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Hakikat dari La Syarikalah

Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Hakikat dari La Syarikalah

Kredit Foto: Pixabay/Javad Esmaeli

Konten Jatim, Jakarta -

Ulama Syekh Ali Jaber menjelaskan arti kata dari la syarikalah yang terdapat dalam doa iftitah atau doa pembuka saat melaksanakan salat.

Dalam doa iftitah, la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin akan dibaca di akhir doa. Pada kesempatan ini, Syekh Ali fokus pada la syarikalah.

Bacaan la syarikalah ini pada dasarnya adalah sebuah perjanjian yang menunjukkan adanya pengakuan bahwa segala sesuatu itu hanyalah milik Allah.

Baca Juga: Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Nabi Muhammad Tak Bisa Menjamin Kita Terhindar dari Neraka Jahanam

La syarikalahu, tidak ada siapa pun besar maupun kecil, kaya maupun miskin, pejabat mungkin biasa, tidak ada siapa pun yang diberikan apa-apa, ibadah hanya kepada Allah,” kata Syekh Ali dikutip dari Saluran Dakwah.

Ketika kita membaca kata tersebut di dalam doa iftitah, kita tengah menunjukkan kepastian dalam diri kita.

 

Kepastian ini sendiri berada dalam pengertian ikhlas, beriman, dan meyakin benar-benar keesaan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Beberapa kepastian ini merupakan hakikat daripada la syarikalahu, sebagaimana yang Syekh Ali Jaber jelaskan.

Dengan kata lain, kita hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang kita Imani dan percayai serta ikhlas dalam menjalani segala perintahnya.

Baca Juga: Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Bermunajat ke Rasulullah Adalah Perbuatan yang Salah

Selain itu, kepastian ini juga seharusnya menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan tidak bercampur dengan riya atau bahkan syirik.

“Bukan kita ikhlas tapi tercampur riya, bukan kita iman tapi tercampur nifaq, bukan kita nauhid tapi tercampur syirik, enggak. Kita tauhid, no syirik. Kita iman, tidak ada nifaq, kita ikhlas, tidak ada riya. Itulah hakikatnya  la syarikalahu,” jelas Syekh Ali.