Syahwat secara istilah ialah kecenderungan jiwa terhadap apa yang dikehendaki. Syahwat merupakan selera, nafsu, keinginan, dan dorongan. Namun, adakah penyakit syahwat?
Fitnah syahwat atau penyakit mengikuti syahwat ialah bagaimana seseorang mengikuti hal-hal yang disenangi hati atau nafsu, dan keluar dari batasan syari’at.
Menurut laman Almanhaj, fitnah syahwat ini akan menyebabkan kerusakan niat, kehendak, dan perbuatan orang yang mengalaminya.
Baca Juga: Apa Itu Syahwat? Hawa Nafsu Manusia yang Mesti Dijinakkan
Misalnya, penyakit syahwat ialah rakus terhadap harta, tamak terhadap kekuasaan, ingin populer, mencari pujian, suka perkara-perkara keji, zina, dan berbagai maksiat lainnya.
Dalam artikel UIN Sumatera Utara Medan ‘Syahwat dalam Al-Qur’an’ oleh Ulya Hikmah Sitorus Pane, penyakit syahwat juga dijelaskan oleh Allah SWT., yakni dalam Surat al-Taubah ayat 69 yang menjelaskan, ‘tunduk’ ialah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian.
Keberanian ini maksudnya orang lain menjadi berani bertindak tak baik terhadap mereka. Sementara yang dimaksud dalam hati mereka yang berpenyakit syahwat ialah orang yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita.
al-Sabuni menjelaskan, berbicara lemah-lembut kepada laki-laki dapat menanamkan keinginan syahwat dalam hati dan membuat keingkaran. Oleh sebab itu, berbicalah dengan terhormat dan tak terlalu lemah-lembut kepada lawan jenis.
Baca Juga: Ustaz Budi Ashari dan dr. Zaidul Akbar Beberkan Cara Mengendalikan 2 Syahwat
Rasulullah SAW. pun bersabda: “setiap ummat itu ada fitnahnya, dan fitnah ummatku adalah harta”. Dalam hadits yang lain, Nabi Muhammad pun bersabda: “tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada (fitnah) wanita.”
Fitnah ini akan masuk ke dalam hati manusia yang merupakan sebab hati menjadi sakit, dan fitnah ini banyak sekali macamnya.
Dijelaskan, fitnah syahwat dapat berakibat pada rusaknya niat dan tujuan dalam ibadah kepada tuhan.
Saat manusia dihadapkan pada fitnah berupa syahwat, maka hatinya akan terbagi menjadi dua: hati yang langsung menyerap fitnah seperti spons menyerap air, lalu muncul titik hitam di tubuhnya.
Ia akan terus menyerap setiap fitnah yang ditawarkan kepadanya sehingga hati dipenuhi keburukan.
Dalam hal ini, Ibn Taimiyah berpesan, jangan menjadikan hati seperti busa dalam menampung segala yang datang dan syubhat-syubhat yang diserapnya, tetapi jadikanlah ia seperti kaca yang kokoh dan rapat sehingga air tak dapat merembes ke dalamnya.
Baca Juga: Alasan Manusia Selalu Merasa Kurang, Ustaz Adi Hidayat: Perasaan Didominasi oleh Nafsu
Dengan demikian, syubhat-syubhat itu hanya akan lewat di depannya dan tak menempel di kaca. Pasalnya jika tak demikian, hati akan menjadi tempat tinggal bagi segala syubhat apabila menyerap setiap syubhat yang datang kepadanya.
Penyakit syahwat dapat diobati oleh Al-Qur’an karena di dalamnya terdapat hikmah dan petuah yang baik lewat anjuran dan peringatan. Anjuran untuk bersikap zuhud terhadap dunia dan mengutamakan akhirat, serta kisah yang banyak pelajaran.